Liputan6.com, Jakarta Institut Teknologi Bandung (ITB) genap berusia 100 tahun pada 3 Juli 2020. UntukAUntuk memperingatinya, para alumni ITB yang tinggal di Belanda pun meluncurkan buku Satu Abad Pendidikan Teknik di Indonesia.
Menurut ketua Alumni ITB Belanda Raymon Frediansyah (43), buku ini adalah kompilasi tulisan dari para alumni ITB yang tinggal di Belanda. Yaitu refleksi pengalaman dan pandangan ke depan mengenai peran ITB dan kiprah para alumninya.
Advertisement
Diharapkan buku ini menjadi sumbangsih pemikiran yang dapat makin mengokohkan posisi ITB sebagai universitas teknik terkemuka di tanah air dan bersaing di tingkat global.
"Sebagai alumni ITB yang tinggal jauh dari tanah air, kami tetap ingin memberikan kontribusi bagi Indonesia. Di harapkan buku ini bisa menginspirasi teman- teman alumni ITB dimanapun berada," kata Raymon yang juga lulusan professional Doctorate TU-Delft Belanda.
Penulis utama dalam buku ini adalah Bambang Soemarwoto alumni ITB angkatan 1982 yang kini menetap di Belanda.
Penelitian Sejarawan Belanda
Masih dalam rangkaian 100 tahun ITB, sejarawan Belanda lulusan Technische Universiteit (TU) Delft, Abel Streefland menuliskan essay tetang sejarah ITB. Judulnya The Shares History of TU Delft and Bandung Institute of Technology.
Tulisan ini adalah hasil penelitiannya dalam 3 tahun terakhir mengenai sejarah ITB.
Pada awalnya, Technische Hoogeschool te Bandoeng yang kemudian menjadi ITB tak terlepas dari praktek politik etis kolonialisme yang membutuhkan peran lebih luas pribumi sebagai insinyur teknik. Untuk tujuan itu, diimpor lah para guru besar dari TU Delft ke Bandung.
Advertisement
Dokumentasi Menarik Tentang Sukarno
Abel Streefland menemukan dokumentasi yang menarik tentang kiprah Sukarno selama kuliah di ITB. Ketika rektor pertama ITH Bandoeng, Prof Jan Klopper, meminta Sukarno untuk memilih antara menjadi seorang insinyur atau politisi, sebab tidak mungkin menjadi keduanya. Si mahasiswa yang dikenal brilian dari jurusan Teknik Sipil dan Arsitektur itu pun menjawab: akan menjadi seorang insinyur dan tidak akan terlibat dalam politik.
Sukarno lalu menepati janji itu hingga tepat sebelum kelulusannya. Dia datang ke Prof Klopper dan mengatakan “Kesulitan yang dihadapi rakyatku membawaku pada kesadaran untuk tidak bisa tidak terlibat dalam politik!”. Sukarno lalu memohon untuk dibebaskan dari janjinya untuk tidak ikut politik.
Ucapan Sukarno ini sungguh meninggalkan kesan yang mendalam bagi Sang Professor. Menurutnya, “Anak muda sering membuat janji dan tidak ditepatinya, tapi tidak bagi Sukarno yang meminta dulu pada saya agar dia dilepaskan dari janjinya yang sebelumnya”.
Buku refleksi dan juga tulisan essay Abel ini sudah beredar di kalangan terbatas. dan minggu depan baru bisa diakses publik melalui Google Books/ Play Store.