Liputan6.com, Beijing- Setidaknya 14 orang dilaporkan tewas atau menghilang dalam bencana tanah longsor dipicu hujan lebat yang melanda China selama beberapa hari terakhir.
Dikutip dari AFP, Jumat (10/7/2020), tanah longsor yang mengubur rumah-rumah warga setempat itu juga menyebabkan ditutupnya tempat-tempat wisata secara sementara.
Advertisement
Menurut pernyataan pihak berwenang setempat, 4 orang tidak dapat dijangkau sejak tanah longsor di Provinsi Guizhou barat daya menghantam tiga desa pada 8 Juli.
Setidaknya 156 orang telah direlokasi, dan 6 orang lainnya yang terjebak telah diselamatkan setelah kejadian.
Foto-foto terkait lokasi kejadian menunjukkan pekerja penyelamat yang mengenakan seragam oranye terang, tengah menyisir lumpur dan puing-puing di daerah pegunungan kota Tongren di Provinsi Guizhou, China, di mana fasilitas infrastruktur telah menjadi tumpukan.
Sementara sebanyak 19 rumah terkubur tumpukan tanah dari longor dan 60 lainnya mengalami kerusakan.
Menurut laporan AFP, rekaman udara menunjukkan serumpun tanaman hijau yang telah tertumpuk oleh lumpur.
Saksikan Video Berikut Ini:
Bencana yang Menambah Tekanan Ekonomi
Menurut laporan People's Daily, setidaknya ada 120 orang telah meninggal atau hilang tahun ini di China akibat bencana yang berkaitan dengan banjir pada 3 Juli.
Kantor berita yang dikelola oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut juga menambahkan bahwa kerugian ekonomi karena bencana itu pun langsung mencapai sekitar US$5,9 miliar.
Sejak Juni 2020, berbagai wilayah di China telah dilanda hujan terus-menerus, kerusakan pun menambah tekanan pada ekonomi domestik yang sudah terdampak pandemi Virus Corona.
Adapun bencana tanah longsor lainnya pada 8 Juni di provinsi Hubei, yang membuat lima rumah terkubur tanah dan 9 warga desa. Stasiun penyiar CCTV mengatakan bahwa 8 dari warga itu telah dinyakan meninggal.
Salah satu situs wisata di China yaitu Gunung Sanqing, juga ditutup untuk pengunjung karena curah hujan lebat baru-baru ini, dan risiko tanah longsor dan bencana lain di daerah tersebut.
Selain memengaruhi pariwisata, curah hujan yang lebat juga memberikan tantangan bagi para pelajar di seluruh China yang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi pekan ini.
Karena banjir menutupi jalan-jalan di beberapa daerah, mereka menjadi harus berjuang untuk mencapai tempat ujian tepat waktu.
Upaya penyelamat lokal yang mengangkut siswa ke tempat pengujian di provinsi Hubei tengah dilaporkan menggunakan truk pemuat, perahu karet, dan tali.
Advertisement