Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa wabah pes yang terjadi di China sudah dikelola dengan baik dan tidak memiliki risiko tinggi untuk saat ini.
Pernyataan itu dikeluarkan oleh seorang pejabat WHO usai pemerintah di Bayannur, Mongolia Dalam, mengeluarkan peringatan usai dilaporkannya wabah pes pada beberapa warga setempat.
Advertisement
"Wabah pes sudah menyertai dan selalu bersama kita, selama berabad-abad," kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers mereka pada Selasa lalu, dikutip dari Aljazeera pada Jumat (10/7/2020).
"Saat ini kami tidak menganggapnya berisiko tinggi," kata Harris.
Namun, Harris mengatakan bahwa WHO juga tetap melakukan pemantauan terhadap kasus pes di China. "Kami sedang melacak beberapa jumlah kasus di China. Ini dikelola dengan baik," ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Tidak Mudah Menular Antar Manusia
Beberapa waktu yang lalu Xinhua melaporkan temuan kasus pes di Mongolia Dalam. Pasien yang teridentifikasi pertama kali adalah seorang pria yang dirawat di rumah sakit di Bayannur. Ia dinyatakan dalam kondisi stabil.
Selain itu, di wilayah Mongolia, remaja 15 tahun mengalami demam usai makan marmot yang diburu oleh anjingnya.
WHO menyatakan bahwa penyakit ini sudah jarang terjadi meski di beberapa wilayah dunia masih ditemukan. Mereka juga mengatakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini tidak mudah menular antar manusia.
Dalam laman resminya, WHO mengatakan bahwa pes ditularkan oleh kutu dari hewan pengerat ke hewan lain lalu ke manusia. Penularan antar manusia tidak terjadi kecuali terjadi pneumonia, saat droplet dapat menularkan penyakit dari pasien ke orang lain yang berkontak dekat.
Vaksin pes juga sudah tersedia di beberapa wilayah berisiko tinggi. Selain itu, pencegahannya juga bisa dilakukan dengan tidak berkontak dengan hewan pengerat baik hidup atau mati.
Advertisement