Rapid Test COVID-19 Buatan Anak Bangsa, Menristek: Bulan Ini Target Produksi 200 Ribu Unit

Rapid test COVID-19 anak bangsa, Menristek Bambang sebut bulan ini akan menargetkan produksi sebanyak 200.000 unit.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Jul 2020, 12:05 WIB
Rapid Test RI-GHA Covid-19. Liputan6.com/Athika Rahma

Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan alat rapid test RI-GHA COVID-19 buatan anak bangsa segera diproduksi massal pada Juli dan Agustus 2020.

Produk rapid test RI-GHA COVID-19 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Dengan demikian, pihaknya siap memproduksi dalam jumlah besar.

“Bulan (Juli) ini, kami targetkan bisa memproduksi 200 ribu unit rapid test, tetapi bulan depan (Agustus) dipastikan kita sudah bisa memproduksi 400 ribu unit,” kata Bambang saat saat konferensi pers peluncuran inovasi produk RI-GHA COVID-19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, kemarin (9/7/2020).

Ia melanjutkan, 4.000 kit rapid test antibodi RI-GHA COVID-19 telah diakurasi di beberapa rumah sakit di Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya. Sementara itu, sekitar 6.000 kit juga telah diuji lapangan di sejumlah puskesmas, salah satunya di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"Alat rapid test tersebut sudah telah teruji sensitivitas (98 persen) dan spesifitasnya (96 persen) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia," lanjut Bambang dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Deteksi OTG, ODP, PDP, dan Pasca Infeksi

Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menristek BRIN Bambang Brodjonegoro saat saat konferensi pers peluncuran inovasi produk rapid test RI-GHA COVID-19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (9/7/2020). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/Kemenko PMK)

Bambang menjelaskan rapid test RI-GHA COVID-19 memiliki keunggulan. Alat ini mampu mendeteksi Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan PDP), dan pasca infeksi.

"Alat uji itu tergolong fleksibel karena mampu mendeteksi OTG, ODP, PDP, dan Pasca Infeksi dengan menggunakan sampel serum, plasma, atau whole blood. Hasilnya pun bisa diketahui secara cepat dalam waktu 15 menit tanpa membutuhkan alat tambahan maupun tenaga terlatih," jelasnya.

Untuk kisaran harga, rapid test juga murah. "Harga yang sangat murah yaitu Rp75.000. Maka, kita harapkan alat ini bisa dipergunakan secara massal, sehingga bisa mengatasi secepatnya masalah COVID-19," tandas Bambang.

Rapid test RI-GHA COVID-19 dikembangkan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.


Solusi Pemenuhan Alat Kesehatan

Menko PMK Muhadjir Effendy mencoba produk rapid test RI-GHA COVID-19 saat sesi peluncurannya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (9/7/2020). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/Kemenko PMK)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sangat mengapresiasi hasil temuan anak negeri berupa alat rapid test RI-GHA COVID-19.

Alat itu digadang-gadang mampu menjadi solusi atas pemenuhan kebutuhan alkes yang sudah sangat mendesak di Indonesia.

"Tentu saja kita harus mendukung karya anak bangsa. Kita dorong agar produk dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri kita tanpa harus tergantung produk dari luar," ujar Muhadjir.

"Ini ada kaitannya dengan masalah mental. Perlu ada revolusi mental untuk kita bangga dengan produk dalam negeri kita sendiri, kita mencintai produk dalam negeri sendiri. Kita bisa menggunakan secara penuh dengan percaya diri dengan produk dalam negeri."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya