Sejak 14 Mei 2020, 1 Juta UMKM Mulai Jualan Online di Platform Digital

Sejak gerakan Bangga Buatan Indonesia dirilis pertengahan Mei lalu, total sudah ada 1 juta pebisnis UMKM yang mulai menjual produknya secara online.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Jul 2020, 14:30 WIB
ilustsrasi aplikasi TikTok. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah beberapa bulan lalu merilis gerakan Bangga Buatan Indonesia, mengajak masyarakat menggunakan produk lokal sekaligus mendorong para pelaku UMKM untuk memasarkan produknya secara online.

Pasalnya, penjualan produk secara online dianggap jadi solusi karena membuat bisnis lebih mampu bertahan di tengah kondisi pandemi.

Gerakan yang diluncurkan pada 14 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo ini, menurut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko, Marves Odo R.M Manuhutu, bertujuan untuk menambah jumlah UMKM yang menjalankan bisnis secara digital.

Pasalnya, dari 60 jutaan UMKM di Indonesia, baru 13 persennya, atau 8 juta yang sudah terhubung dengan platform digital. Kebanyakan UMKM yang belum masuk ke platform digital adalah mereka yang berbisnis di luar kota-kota besar.

Odo kemudian menyebut, sejak gerakan Bangga Buatan Indonesia dirilis pertengahan Mei lalu, total sudah ada 1 juta pebisnis UMKM yang mulai menjual produknya secara online.

"Data terakhir, sudah ada 1 juta UMKM yang masuk ke digital, dari targetnya 2 juta hingga akhir tahun," kata Odo.


Kebanyakan Masih di Pulau Jawa

Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun menurut Odo, dari 1 juta UMKM yang mulai masuk ke platform digital, kebanyakan masih pelaku bisnis yang berada di Pulau Jawa seperti di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Banten.

Untuk mempercepat pencapaian target UMKM yang masuk ke platform digital, pemerintah pun bekerja sama dengan sektor swasta, termasuk penyedia e-commerce maupun platform digital. Dalam hal ini salah satunya adalah TikTok.

Odo pun mengapresiasi langkah TikTok membantu UMKM untuk mempertahankan bisnisnya dengan masuk ke platform digital di tengah pandemi Covid-19.

"Kami mengapresiasi langkah mitra platform digital, termasuk TikTok, yang memberikan fitur khusus untuk mendukung program digitalisasi UMKM ini," katanya.


Program TikTok untuk Bantu UMKM

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Sekadar informasi, TikTok juga mengumumkan program Back-to-Business di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Tujuannya mendukung UMKM untuk tetap memperluas bisnis dengan menggunakan platform digital di masa pandemi.

Melalui program ini, pelaku usaha akan memiliki kesempatan beriklan di TikTok dengan kredit sebesar USD 300 per UMKM untuk dipakai hingga 31 Desember 2020.

Syarat yang diajukan pun cukup mudah, salah satunya adalah memiliki akun TikTok Ads Manager dan memiliki izin usaha. Selanjutnya, pihak TikTok yang akan menentukan UMKM tersebut layak mendapatkan bantuan iklan USD 300 tersebut.

(Tin/Ysl)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya