Liputan6.com, Jakarta Mulai tahun depan, transaksi pembayaran non-tunai di jalan tol bisa tanpa sentuh (Multi Lane Free Flow /MLFF). Ini seiring rencana Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerapkan teknologi MLFF.
Namun, menurut Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit, pelaksanaan sistem ini belum akan diterapkan secara penuh, tetapi bertahap.
Advertisement
Di mana kemungkinan, penerapan sistem MLFF berlaku di jalan tol berdasarkan lingkup wilayah semisal Jabodetabek, dan bukan per ruas tol.
"Per wilayah akan menjadi pilihan, bukan ruas. Ini yang akan jadi usulan para peserta tender," ujar Danang kepada Liputan6.com, Jumat (10/7/2020).
Wilayah pertama yang kemungkinan menjadi lokasi awal penerapan sistem pembayaran nirsentuh ini adalah jalan tol yang berlokasi di Pulau Jawa. "Mungkin dimulai di Jawa," jelas dia.
Saat ini, BPJT telah membuka proses pelelangan bagi investor yang tertarik. Proses prakualifikasi lelang tersebut sudah dimulai sejak 8 Juli 2020. "Prakualifikasi lelang sudah dimulai," jelas dia.
Berdasarkan catatan BPJT, proses prakualifikasi lelang secara keseluruhan akan dilaksanakan secara elektronik (daring).
Tahap pengumuman prakualifikasi dimulai pada 8 Juli 2020, untuk kemudian berlanjut dalam fase pemberian penjelasan pada 16 Juli 2020.
Selanjutnya, pada 17 Juli 2020 peserta tender diberi kesempatan terakhir untuk menyerahkan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi. Adapun batas akhir penyerahan dokumen kualifikasi ditetapkan 7 Agustus 2020.
Pengumuman hasil prakualifikasi bakal diselenggarakan pada 21 Agustus 2020, di mana para peserta masih diberi waktu periode sanggahan pada 27 Agustus 2020.
Multi Lane Free Flow merupakan transaksi pembayaran tol yang dilakukan dalam kecepatan normal dengan menggunakan teknologi nirsentuh. Sehingga, kendaraan tak perlu berhenti untuk membayar tol.
Saksikan video di bawah ini:
Bayar Tol Tanpa Berhenti Gunakan Teknologi Satelit, Punya Lokal atau Asing?
Sistem transaksi di jalan tol pada 2021 mendatang rencananya akan mulai menggunakan teknologi pembayaran non-tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF). Dengan implementasi sistem ini, maka pemilik mobil tak perlu berhenti saat masuk gerbang tol alias bayar tol tanpa berhenti.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menjelaskan, sistem bayar tol tanpa berhenti akan menggunakan teknologi satelit atau yang kerap disebut sebagai Global Navigation Satelite System (GNSS).
"Kita akan fokus ke sistem GNSS. Yang lebih modern dengan menggunakan teknologi satelit," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (10/7/2020).
GNSS sendiri merupakan sistem pembayaran non-tunai dengan menggunakan alat yang dipasang di mobil dan memberikan sinyal ke satelit yang terhubung dengan sistem perbankan.
Lalu akan menggunakan satelit atau teknologi milik siapa untuk sistem bayar tol tanpa berhenti ini?
Danang mengatakan, BPJT telah membuka proses pelelangan bagi investor yang tertarik. Proses prakualifikasi lelang tersebut sudah dimulai sejak 8 Juli 2020. Pemenang tender itu nantinya akan menjadi pengelola sistem GNSS pada transaksi tol.
"Tunggu pemenang tender investasinya. Kita tidak mengatur supplier. Konsesi berdasar performance," terang Danang.
Adapun sebelumnya, Kementerian PUPR telah menerima prakarsa proyek tersebut dari perusahaan asal Hongaria, Roatex Ltd Zrt. Pengajuan tersebut telah disetujui sebagai pemrakarsa proyek sejak 31 Oktober 2019.
Selain Hongaria, masih ada beberapa calon investor lainnya yang telah menyatakan minat untuk penerapan MLFF. Perusahaan asing yang sudah melakukan studi kelayakan antara lain berasal dari Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia.
Beberapa perusahaan lokal juga menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di sistem satelit untuk bayar tol tanpa berhenti ini. Contohnya adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Astra Toll Road, dan beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya. "Dalam negeri harapan saya ada juga yang bisa lolos prakualifikasi," tukas Danang.
Advertisement