Liputan6.com, Jakarta Dalam waktu dekat, Dewan Sumber Daya Air (SDA) Nasional akan memfasilitasi pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Banten Wahidin Halim, yang khusus membahas masalah banjir yang kerap melanda tiga provinsi setiap musim penghujan.
Sejatinya, pertemuan tiga gubernur membahas soal banjir sudah lama diagendakan. Namun tertunda karena ada pandemi Covid-19.
Advertisement
"Sudah lama kita agendakan untuk memfasilitasi pertemuan dengan iga gubernur ini, tetapi karena Covid-19, semua jadi tertunda. Tetapi dalam waktu dekat akan kita agendakan pertemuan tersebut," ujar Anggota Dewan Sumber Daya Air (SDA) Nasional, Bambang Widyantoro, seperti dikutip dari Merdeka.com
Menurut Bambang, persoalan banjir yang kerap melanda Ibu Kota Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya tidak bisa ditangani secara parsial. Koordinasi tiga gubernur, menurut Bambang, penting untuk mengatasi banjir yang kerap melanda saat musim hujan tiba.
Hal ini dikarenakan banjir bukan hanya persoalan di wilayah hilir yakni DKI jakarta dan Banten saja, tetapi hulu yakni wilayah Bogor dan Cianjur, yang juga penting untuk dipecahkan bersama.
"Jadi memang harus ada koordinasi yang baik antara DKI dengan yang sebelahnya dalam hal ini Jabar dan Banten. Karena banjir di Jakarta dan Banten itu hulunya ada di Bogor dan Cianjur. Kementerian terkait juga nanti akan dilibatkan," terang Bambang.
Mencari Solusi Jangka Panjang
Sejauh ini, menurut Bambang, solusi banjir yang dilakukan Jakarta dan daerah sekitarnya sudah tepat. Namun, hal tersebut masih tergolong solusi jangka pendek. Diperlukan solusi jangka panjang agar masalah banjir tak lagi menjadi momok bagi warga Ibu Kota dan sekitar.
"Soal normalisasi, naturalisasi, bikin kanal, sodetan, lalu penyediaan pompa air itu memang sudah tepat. Tetapi itu hanya solusi di wilayah hilir. Nah kita ingin persoalan hulu ini juga selesai," terangnya.
Persoalan hulu yang dimaksud oleh Bambang adalah pembangunan di wilayah Puncak Bogor dan Cianjur yang masih terus terjadi. Hal itu, membuat daerah hulu tidak bisa lagi menyerap air hujan karena lahan sudah tertutup bangunan.
"Ditambah lagi di wilayah Jakarta yang dulunya rawa-rawa sudah jadi kawasan permukiman bahkan perkantoran. Hal ini yang membuat banjir semakin parah. Nah, makanya perlu duduk bareng semua pemangku kepentingan untuk bisa mencari solusi jangka panjang dari banjir ini," imbuh Bambang, Anggota Dewan SDA Nasional dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI).
Advertisement