Liputan6.com, Jakarta - Iran merupakan negara yang terkenal dengan sains dan teknologi, namun tradisi kesenian di negara itu sangatlah kuat. Jangan lupa bahwa Iran adalah tempat kelahiran penyair tersohor seperti Rumi, Saadi Shirazi, Firdausi, hingga Umar Khayyam yang juga ahli astronomi.
Diplomasi kesenian pun dilakukan oleh Kedutaan Besar Iran di Indonesia. Duta Besar Iran Mohammad Azad berkata berminat untuk mempromosikan film Indonesia di Iran.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau ada film dari Indonesia yang bisa dikirimkan ke Iran kami siap untuk fasilitasi agar film itu ditayangkan di Iran," ujar Dubes Azad kepada Liputan6.com, Jumat (10/7/2020).
Dubes Azad berkata Iran menyukai berbagai genre, mulai dari dokumenter sampai komedia. Audiens Iran terutama menyukai film yang membahas masalah sosial dan jalan keluarnya.
Sutradara Iran yang dikagumi oleh Dubes Azad adalah Majid Majidi yang memilik karya berjudul Children of Heaven (1997), The Color of Paradise (1999), dan Muhammad: The Messenger of God (2015)
Selain itu, Dubes Azad sudah familiar dengan sinema Indonesia. Selain itu, ia mengaku sebagai penggemar Slamet Rahardjo.
Film Slamet Rahardjo yang ia sukai adalah Langitku, Rumahku (1990). Dubes Azad juga terkesan dengan film Tjoet Nja' Dhien (1988) yang juga dibintangi Slamet Rahardjo.
Sewaktu bertugas di Indonesia sebelum menjadi duta besar, Mohammad Azad pernah berusaha membawa film garapan Erot Djaros itu agar tayang di Iran.
"Saya berusaha keras membawa film yang mengisahkan Tjoet Nja' Dhien yang menceritakan semangat perlawan indonesia untuk ditayangkan di sana," ucap Dubes Azad.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bioskop Indonesia Buka Lagi 29 Juli 2020, Ini Penjelasan Cinema XXI dan CGV
Bulan lalu terdengar kabar bioskop Indonesia kembali beroperasi mulai 6 Juli 2020. Namun pihak Cinema XXI dan CGV Cinemas kala itu enggan membenarkan. Mengingat, Pemerintah Indonesia belum merilis surat edaran resmi.
Pekan ini, muncul kabar Cinema XXI dan kawan-kawan beroperasi lagi per 29 Juli 2020. Ini merespons Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 serta Surat Keputusan Bersama dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kabar ini menguat setelah Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) yang mewakili Cinema XXI, CGV, Cinepolis, Dakota Cinema, Platinum, dan New Star Cineplex mengedarkan surat resmi.
Ketua GPBSI, Djonny Syafruddin, menjelaskan pengusaha bioskop butuh waktu dua hingga tiga minggu untuk mempersiapkan implementasi penerapan protokol kesehatan yang baru.
“Para pelaku industri bioskop telah berdiskusi dan sepakat untuk dapat kembali melakukan kegiatan operasional bioskop terhitung mulai Rabu, 29 Juli 2020 secara serentak di seluruh Indonesia,” terang Djonny dalam surat tertanggal 7 Juli 2020.
Selama masa persiapan, para pengelola bioskop setidaknya menyiapkan tiga hal. Pertama, materi komunikasi dan sosialisasi penerapan Protokol Kenormalan Baru di lingkungan bioskop.
Kedua, proses edukasi dan pelatihan internal terkait penerapan Protokol Kenormalan Baru di lingkungan bioskop kepada seluruh karyawan yang akan bertugas.
Ketiga, komunikasi kepada rumah-rumah produksi terkait kesiapan film serta materi promosi yang akan dilakukan setelah bioskop kembali beroperasi,” Djonny menyambung.
Keputusan ini disambut hangat pengelola bioskop. Dihubungi Showbiz Liputan6.com, Head of Corporate Communications and Brand Management Cinema XXI, Dewinta Hutagaol berujar ringkas, “Kami satu suara dengan GPBSI.”
Terpisah, Public Relation CGV Cinemas, Hariman Chalid, menyambut kesepakatan bersama yang dicapai GPBSI. Juli 2020 akan menjadi momen kembalinya pencinta sinema ke bioskop setelah berbulan-bulan di rumah saja.
“Suratnya ijin pembukaan bioskop baru kami terima hari ini (Selasa, 7 Juli 2020). Kami masih membahas di (lingkungan) internal terkait strategi pembukaannya,” terang Hariman dihubungi hubungi via telepon.
Advertisement