Kementan Investigasi Penyebaran Virus Babi di NTT

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membentuk unit khusus guna menanggulangi wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

oleh Ola KedaDionisius Wilibardus diperbarui 12 Jul 2020, 05:00 WIB
Foto: Tim investigasi Mentan RI saat melakukan pemeriksaan sampel babi di kabupaten SIKKA, NTT (Liputan6.com/Dion)

Liputan6.com, Sikka- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membentuk unit khusus untuk menanggulangi wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Tim khusus ini diturunkan ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur untuk menginvestigasi virus demam babi Afrika atau, Rabu (10/7/2020).

Tim ini langsung menuju peternakan babi di RT 26/ RW 02, Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka. Tim langsung memeriksa babi milik warga yang sedang sakit, menggunakan Alat pelindung Diri (APD) sesuai protokol kesehatan.

Tim juga mengambil sampel rongga hidung, rongga tenggorokan, dan sampel darah babi.

"Sampel yang diambil adalah sampel babi yang sakit dan sampel babi yang masih sehat," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sikka, Mauritz da Cunha, kepada wartawan, Jumat (10/7/2020).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Hasil Penyelidikan Awal Virus Babi

Sampel itu akan dibawa ke laboratorium untuk dipastikan jenis virus yang menyerang babi. Ia mengatakan, kematian babi di Kabupeten Sikka berawal dari hog chollera pada bulan Mei 2020.

Tim telah mengambil 12 sampel dan dikirim ke Balai Besar Denpasar. Hasilnya, 12 sampel tersebut positif ASF.

Menurut dia, saat ini terhitung 417 ekor babi yang mati akibat hog chollera dari total populasi babi yang ada di Kabupaten Sikka sebanyak 71 ribu ekor. Sebelumnya, pada Januari 2020, virus babi melanda daerah Atambua, pulau Timor.

"Kita sudah melakukan lokakarya terhadap seluruh peternak yang ada di wilayah kabupaten Sikka untuk bisa mengetahui apa itu ASF," dia menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya