Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 membuat perubahan besar dalam kehidupan, termasuk terbatas keluar rumah dan lebih banyak di rumah saja. Bagi anak, hal ini tentu tidak mudah.
Kondisi sekarang membuat sebagian anak tak bisa ke sekolah dan bermain dengan bebas bersama teman-temannya. Tentu akan membuat anak merasa sangat jenuh bahkan stres.
Advertisement
"Anak tak akan bilang bahwa dirinya stres. Biasanya ia akan bilang, kalau nanti tak ada corona adik/ kakak mau main ke mal atau playground dan hal itu diungkapkannya berulang," kata terapis anak asal Kanada, Katie MacDonald.
Bisa jadi, anak juga malas melakukan apapun karena tak ada hal yang memotivasinya. Bisa juga, rasa jenuh diekspresikan dengan sering marah seperti disampaikan Katie mengutip Todays Parent.
Satu hal yang perlu diingat bahwa anak-anak sering mengalami kesulitan mengekspresikan perasaannya. Mereka tidak tahu bagaimana mengatakannya saat sedang jenuh, sedih atau kesal. Untuk itu orangtua harus lebih peka terhadap perubahan sikap anak dan menjaga kesehatan mentalnya.
Tiga hal berikut bisa dilakukan agar kesehatan mental anak tetap terjaga.
Jadi contoh
Anak-anak menjadikan orangtua mereka sebagai barometer untuk memahami seberapa takut atau seberapa cemas atau stres yang dirasakan. Mulailah dengan berpikir dan bersikap positif.
Jika memang merasa cemas, tak perlu ragu untuk mengungkapkannya pada anak. Hal ini juga untuk mengajarkan bagaimana mengungkapkan perasaan mereka. Tak perlu membuat target yang muluk, bisa tidur nyenyak dalam kondisi sekarang adalah sesuatu yang sangat berharga.
Saksikan juga video menarik berikut
Tanyakan ke Anak
Tetap terhubung dengan anak
Pastikan komunikasi berjalan dengan baik. Bertanya apa yang disukai/tidak disukainya, menanyakan ingin makan apa, atau ada ide permainan yang bisa dilakukan. Hal ini membuat anak tetap merasa hangat dan tak sendirian. Ini adalah kesempatan yang baik untuk menormalkan perasaan cemas atau sedih.
Jangan langsung cari solusi
Mencari hiburan untuk menutup perasaan dengan mainan baru, makanan atau tontonan memang bisa dilakukan. Tapi jangan langsung mencari solusi untuk menutupi perasaan cemas anak. Biarkan si Kecil mengeluarkan perasaan sedih dan cemasnya, ini akan sangat baik bagi kesehatan mentalnya. Baru kemudian tawarkan sesuatu yang bisa menghiburnya, pastikan dulu perasaan negatifnya dikeluarkan dengan baik.
Penulis: Mutia Nugraheni/Dream.co.id
Advertisement