Liputan6.com, Jakarta - Sudah bukan rahasia kalau perusahaan digital mendapatkan banyak pemasukan dari iklan, apalagi Facebook. Iklan di Facebook dianggap bisa menjangkau sasaran dengan tepat.
Makanya tak heran kalau politisi juga menggunakan platform Facebook untuk mengiklankan kampanye mereka.
Baca Juga
Advertisement
Namun menurut laporan dari Bloomberg baru-baru ini, ada kemungkinan Facebook menghentikan sementara iklan politik di platformnya jelang pemilu AS.
Mengutip laman Ubergizmo, Senin (13/7/2020), laporan tersebut mengklaim, Facebook tengah mempertimbangkan, ketika hari-hari jelang pemilihan, mereka akan menghentikan iklan politik.
Hal ini mirip dengan yang dilakukan Facebook di negara-negara lain, salah satunya Inggris.
Keputusan Belum Final
Namun, kemungkinan ini masih didiskusikan dan Facebook belum mengambil keputusan final akan masalah ini.
Reuters dalam laporannya menyebutkan, perusahaan medsos ini memang tengah dikecam terkait dengan kebijakannya mengecualikan iklan dan pidato politisi dari pengecekan fakta.
Tahun lalu, Twitter telah melarang iklan politik, namun Facebook justru menyatakan, pihaknya tak ingin menghambat pidato politik.
Advertisement
Sempat Hapus Video Kampanye Donald Trump
Sebelumnya, Facebook dan Twitter menghapus video kampanye Donald Trump.
Twitter dan Facebook menghapus video berdurasi empat menit didedikasikan untuk memberikan penghormatan kepada George Floyd yang diposting oleh tim kampanye pemilihan kembali Presiden Trump.
Lalu kenapa video dan kicauan tim sukses Donald Trump tersebut dihapus dari Twitter dan Facebook? Juru bicara Twitter mengatakan, perusahaan telah mengambil tindakan tersebut setelah menerima keluhan soal pelanggaran hak cipta di konten video itu.
"Sesuai kebijakan perusahaan, kami menanggapi keluhan hak cipta valid yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta atau perwakilan resmi mereka," sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Twitter via Cnet, Senin (8/6/2020).
(Tin/Isk)