Kementan: Masyarakat Harus Lebih Sadar Akan Bahaya Zoonosis

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menilai masyarakat harus lebih sadar akan bahaya zoonosis.

oleh nofie tessar diperbarui 12 Jul 2020, 10:47 WIB
(Foto:Dok. Kementerian Pertanian RI)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menilai masyarakat harus lebih sadar akan bahaya zoonosis. Pasalnya, zoonosis adalah penyakit yang dapat berpindah dari hewan ke manusia, dan 75% dari penyakit menular pada manusia adalah zoonosis.

Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan, keamanan pangan asal ternak yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) merupakan hal yang sangat penting diperhatikan. Karena konsumen harus mendapatkan kualitas yang layak dan aman dari penyakit serta mencegah penularan zoonosis.

“Selain pangan yang dikonsumsi harus mengandung nilai gizi yang tinggi, kita juga harus dapat memberikan ketentraman batin bagi para konsumen, memastikan apa yang mereka konsumsi itu layak dan aman dari penyakit," ujar Ketut.

Sadar akan adanya potensi bahaya dan pentingnya memberikan edukasi soal penyakit zoonosis, Ditjen PKH Kementan bersama kementerian dan lembaga terkait mengadakan webinar edukasi soal zoonosis bertajuk "Menjaga Kesehatan Hewan untuk Melindungi Kesehatan Manusia“ pada Sabtu (11/7).

Selain untuk mengedukasi masyarakat, webinar yang diselenggarakan dalam dua sesi ini merupakan puncak dari serangkaian acara peringatan Hari Zoonosis Sedunia yang jatuh setiap tanggal 6 Juli. Sebelumnya sudah diadakan penayangan infografis berisi edukasi soal zoonosis di media sosial sejak tanggal 1 Juli sampai 10 Juli 2020.

Pada tanggal 6 dan 10 Juli 2020 juga diadakan kegiatan live instagram, yang memberikan pemahaman mengenai sejarah Hari Zoonosis Sedunia, pengertian zoonosis, dan potensi zoonosis yang ada di sekitar manusia.

Adapun pihak yang ikut bekerjasama antara lain Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta didukung oleh FAO ECTAD dan USAID.

Lebih lanjut, atas terlaksananya serangkaian kegiatan ini, I Ketut Diarmita menyampaikan apresiasinya. Menurut, dia webinar sebagai acara puncak ini tidak hanya untuk memperingati Hari Zoonosis Sedunia, namun sarat akan edukasi di dalamnya.

“Acara ini sangat penting bagi khalayak ramai karena memberikan informasi langsung dari para ahlinya terkait bahaya zoonosis yang dapat menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan,” imbuh Ketut.

 

(Foto:Dok. Kementerian Pertanian RI)

Ketut berharap, ke depannya dengan adanya webinar yang dihadiri oleh 1.000 orang peserta ini masyarakat bisa lebih sadar akan adanya potensi penyakit zoonosis di sekitar kita.

Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB menyebut memang masyarakat perlu sadar dan paham akan adanya potensi penyakit zoonosis di dalam pangan asal hewan. Pasalnya, pangan asal hewan dapat menjadi pembawa mikroorganisme patogen penyakit hewan (Foodborne Zoonosis).

"Oleh karena itu, unsur kehati-hatian dalam membeli pangan asal hewan sangat dibutuhkan," ujar Denny.

Ia memberikan beberapa tips mengenai pola hidup sehat dan kiat belanja aman di tengah pandemi covid-19. Salah satunya adalah dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah sesuai dengan barang belanja yang akan dibeli.

“Jadi ada baiknya kita dari rumah sudah mempersiapkan dan membawa beberapa kantong belanja, memisahkan antara daging, buah, dan sayuran agar tidak terkontaminasi virus," jelasnya.

Selain itu, menurutnya juga perlu untuk menambahkan ice bag ke barang-barang seperti ikan, daging dan sejenisnya. Hal ini agar saat sampai di rumah kondisinya masih dalam keadaan baik.

"Dengan kita membiasakan untuk melakukan ini, maka kita sedang berusaha untuk membentuk pola hidup yang higienis," ucapnya.

Idul Adha di Tengah Pandemi

Terkait dengan perayaan Hari Raya Idul Adha yang diprediksi jatuh pada 31 Juli 2020, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes, Siti Nadia mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan. Yaitu, jangan menyembelih hewan sakit meski ringan, jangan mengonsumsi hewan mati serta dilarang mengkonsumsi daging atau produk lainnya dari hewan sakit.

“Jika kita melakukan tiga hal ini, maka kita telah berperan dalam mencegah penularan zoonosis," tegasnya.

Ia menambahkan, masyarakat juga wajib selalu menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan selalu mencuci tangan dengan sabun, mencuci bahan makanan sebelum diolah, biasakan memasak dengan benar dan jaga kebersihan di sekitar makanan. Lalu, jika ada gejala sakit akibat makanan tercemar, disarankan segera datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat.

"PHBS ini tidak hanya diterapkan pada pengolahan makanan. Kebiasaan baik tersebut juga harus dilakukan ketika berinteraksi dengan hewan peliharaan," tutur Siti Nadia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya