Novel Baswedan: Teror Terhadap Pejuang Anti-Korupsi Tak Pernah Terungkap

Menurut Novel, satu-satunya teror terhadap pegiat antikorupsi yang ditangani adaah penyerangan terhadap dirinya.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 12 Jul 2020, 14:53 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan usai memneuhi panggilan penyidik Komisi Kejaksaan di Jakarta, Kamis (2/7/2020). Novel Baswedan memberikan keterangan terkait aduan masyarakat terhadap penuntut kasus penyerangan air keras pada 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut, banyak teror yang dialamatkan kepada para pejuang antikorupsi. Dari deretan teror-teror tersebut, menurut Novel, tak ada yang diungkap oleh penegak hukum.

"Bahkan semua serangan kepada pejuang antikorupsi belum pernah ada yang terungkap," ujar Novel Baswedan, Minggu (12/7/2020).

Menurut Novel, dari deretan teror terhadap pejuang antikorupsi, hanya penyerangan terhadap dirinya yang diungkap penegak hukum. Meski menurut Novel, pengungkapan yang dilakukan kepolisian antiklimaks.

"Satu-satunya yang ada proses adalah kasus serangan terhadap saya. Itu pun prosesnya seperti terpaksa, janggal, dan sangat terlihat banyak yang ingin ditutupi, bahkan orang yang dijadikan terdakwa hanya dituntut satu tahun," kata Novel.

Novel Baswedan lantas membandingkan perlakuan pemerintah Indonesia dengan negara lain dalam memperlakukan pejuang antikorupsi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Terima Penghargaan dari Malaysia

Penyidik senior KPK Novel Baswedan memberi keterangan saat datang ke Gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2). Sebelumnya Novel Baswedan disiram air keras saat pulang salat berjamaah pada subuh 11 April 2017. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di Malaysia, Novel sempat mendapat penghargaan dari Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF) pada 11 Februari 2020.

Pemberian penghargaan langsung dilakukan oleh Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Muhammad di hadapan para pejabat utama Malaysia dan perwakilan lembaga negara di Malaysia.

"Saya hanya ingin menggambarkan betapa keberpihakan mengenai pemberantasan korupsi di Malaysia sangat kuat dan didukung dengan kebijakan yang jelas. Ini semua tidak kita jumpai di Indonesia. Tentunya miris atas hal itu," kata Novel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya