Otoritas Palestina Berlakukan Jam Malam Guna Tekan Penyebaran Corona COVID-19

Selain jam malam, pada waktu fajar hingga senja, kota-kota besar di Palestina seperti Ramallah, Hebron, Nablus dan Bethlehem, akan dikunci total hingga Kamis malam mendatang.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Jul 2020, 09:16 WIB
Muslim Palestina masuk untuk beribadah di kompleks masjid al-Aqsa, situs paling suci ketiga bagi Islam, di Yerusalem, Minggu (31/5/2020). Kompleks masjid Al-Aqsa kembali dibuka hari ini, Minggu (31/5) setelah ditutup dua bulan sebagai bagian upaya memutus penularan virus corona (Ahmad GHARABLI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Palestina pada Minggu, 13 Juli 2020 memberlakukan jam malam malam dan akhir pekan di Tepi Barat, selama 14 hari mendatang. Upaya itu untuk mengendalikan peningkatan jumlah pasien terpapar Virus Corona COVID-19.

"Aktivitas akan dilarang setiap hari dari jam 8 malam sampai 6 pagi," ujar juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem mengatakan pada konferensi pers.

Selain jam malam, pada waktu fajar hingga senja, kota-kota besar seperti Ramallah, Hebron, Nablus dan Bethlehem, akan dikunci total hingga Kamis malam mendatang.

Sementara itu, perjalanan antar kabupaten akan dilarang selama dua minggu ke depan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (13/7/2020).

Hanya apotek dan toko roti yang diizinkan untuk dibuka.

"Dilarang keras menyelenggarakan pernikahan, menghadiri pemakaman, dan pesta," kata Melhem, seraya menambahkan bahwa warga Palestina juga dilarang pergi bekerja di permukiman Israel.

Tepi Barat, yang diduduki oleh Israel adalah rumah bagi lebih dari 2,8 juta warga Palestina.

 

Simak video pilihan berikut:


33 Orang Meninggal di Palestina

Muslim Palestina berdoa di kompleks masjid al-Aqsa, situs paling suci ketiga bagi umat Islam, di Yerusalem, Minggu (31/5/2020). Kompleks masjid Al-Aqsa resmi kembali dibuka hari ini, Minggu (31/5) setelah ditutup dua bulan sebagai bagian upaya memutus penularan virus corona. (Ahmad GHARABLI/AFP)

Dalam laporan hariannya, kementerian kesehatan Palestina mengatakan hari Minggu bahwa sejauh ini ada lebih dari 6.150 kasus infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, dengan 33 orang meninggal.

Otoritas Palestina memberlakukan kuncian penuh Tepi Barat setelah kasus Virus Corona COVID-19 pertama diidentifikasi pada awal Maret.

Di Israel, dengan populasi sekitar sembilan juta, jumlah infeksi yang dikonfirmasi diberikan pada hari Minggu karena lebih dari 38.600 dan lebih dari 360 dilaporkan meninggal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya