Liputan6.com, Jakarta - Tokoh Enterpreneur Indonesia, Sandiaga Uno berharap pemerintah pusat dan daerah mereorientasi sektor ekonomi dalam menyikapi keadaan terkini.
Menurut Sandiaga, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam menjaga roda ekonomi di Jakarta, bahkan secara umum di Indonesia. Sehingga demi menghidupkan ekonomi masyarakat di tengah COVID-19, revitalisasi UMKM menjadi kunci.
Advertisement
Berdasarkan laporan yang diterimanya, UMKM yang merupakan penyumbang 97 persen lapangan kerja, memiliki masa sulit dengan menurunnya penjualan, kendala permodalan, menurunnya pesanan, logistik yang tidak lancar, hingga acaman gagal bayar yang berpotensi bermasalah pada sektor keuangan
Karenanya, pemerintah perlu memprioritaskan kembali fokus ekonomi, pasalnya di setiap krisis peran UMKM sangat besar untuk bangkit.
"Pemerintah saat ini sudah membuat paket kebijakan untuk membantu pelaku UMKM dengan anggaran Rp34,15 triliun, namun realisasinya masih rendah. Padahal pelaku UMKM juga memiliki keluarga yang harus dihidupi, ditambah adanya tekanan akibat naiknya biaya rumah tangga," kata Sandi dalam keterangannya, Minggu 12 Juli 2020.
Dengan kondisi seperti itu, Sandi menyarankan pemerintah Indonesia harus membalikkan tren saat ini. Caranya adalah dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi para pelaku UMKM dalam masa pandemi ini adalah terganggunya pasokan terutama yang tergantung pada barang impor dan produk kesehatan serta pangan.
Sandiaga menegaskan, ada lima gagasan aman pangan yang bisa dijalankan untuk memajukan peningkatan sektor pertanian. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi bahwa akan terjadi krisis pangan secara global. Di Indonesia, produksi beras Indonesia tahun 2019 berada di kisaran 31, 31 juta ton, sedangkan kebutuhan beras sebesar 29.6 juta ton per tahun.
Permintaan Pangan Sangat Besar
Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno mengatakan, permintaan pangan saat ini sangat besar. Dia juga menyatakan lima gagasan aman pangan, yakni di era pandemi, negeri ini berpeluang mengejar defisit dan mencegah krisis pangan. Kedua, menumbuhkan ketahanan pangan mulai dari lingkup keluarga hingga bangsa.
Ketiga, melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal. Keempat, perkaya food mix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. Terakhir, terapkan teknologi , ciptakan green jobs untuk generasi muda.
Tidak hanya itu, Sandi juga menjelaskan krisis pangan bisa saja terjadi karena perubahan iklim, cuaca.
Sementara yang terakhir adalah bagaimana memanfaatkan teknologi dalam urusan pangan. Sandi menegaskan, saat ini ada teknologi yang sudah sangat maju. "Maka akan muncul juga lapangan pekerjaan bila kita memanfaatkan teknologi pangan ini," ujar Sandi.
Dia menegaskan, kalau melihat ada lapangan kerja apa lagi dengan transformasi pertanian ini, bagaimana agar menciptakan lapangan kerja yang presisi yaitu bagaimana memiliki pertanian yang berbasis teknologi, mulai dari teknologi bibit maka ini akan membuka peluang. “Bagaimana kita mengelola perbibitan kita, bagaimana kita memiliki bibit sesuai dengan lingkungan yang ada," ucap dia.
Selain itu, ada juga pengembangan Pangan halal, bagaimana melakukan pendekatan basis makanan yang halal dari awal sekali. Sehingga akan ada makanan yang harus sesuai, mulai dari pupuk dan benih hingga pestisidanya. Ada juga Rantai suplai ekspor pangan, bagaimana petani menjadi reseler jadi produk pangan kita. Bagaimana kita ciptakan lapangan kerja sehingga buruh tani bisa naik kelas.
“Dan data pangan nasional ini yang bisa meningkatkan lapangan pekrjaan,” tukasnya.
Sementara itu, Founder KAHMIPreneur Kamarussamad menyatakan pihaknya meluncurkan gerakan Agropreneur untuk fokus memberkan kebijakan fiscal. Menurutnya, Pandemik ini meberikan efek secara keseluruhan sehingga semuanya terdampak bahkan pertumbuhan akan mencapai 0.4%, dan yang lebih terdampak akan ada penambahan pengangguran hingga 5-6 juta orang.
“Idealnya new normal diterapkan bila kurva kita sudah dipuncak. Kita harus belajar dengan negara lain. Salah satunya Vietnam, ada Jerman, Taipeh, New Zealand. Apa hubungannya dengan argopreneur. Kebutuhan pangan ini adalah kunci utama, sehingga tidak akan ada kelangkaan pangan,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, ada beberapa sektor usaha tidak bisa tumbuh seperti real estate, financial service, pariwisata dan transportasi. Tapi ada juga bisnis yang jadi kekuatan baru yaitu agriculture. "Karena kebutuhan kita masih belum bisa dipenuhi didalam negeri maka masih impor. Sehingga dia menegaskan, perlu adanya perkembangan dalam usaha argopreneur," ujar dia.
Advertisement