Liputan6.com, Jakarta- Rekor baru untuk kasus Corona COVID-19 yang bertambah secara global telah dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 12 Juli.
Menurut laporan itu, peningkatan kasus Corona COVID-19 naik hingga sebesar 230.370 dalam 24 jam, seperti dikutip dari Straits Times, Senin (13/7/2020).
Advertisement
WHO mengatakan, peningkatan terbesar kasus COVID-19 terjadi di Amerika Serikat, Brasil, India, dan Afrika Selatan.
Sementara di rekor sebelumnya, yaitu pada 10 Juli, kasus baru virus itu pun sudah tercatat 228.102. Namun jumlah kematian dilaporkan tetap berada dalam angka sekitar 5.000 dalam sehari.
Sementara menurut perhitungan Reuters, kasus global Virus Corona mendekati 13 juta. Hal itu menandai tonggak sejarah lain dalam penyebaran penyakit yang telah menewaskan lebih dari 565.000 orang di dunia dalam tujuh bulan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Situasi Terkini di Beberapa Negara
Di Brasil, negara itu telah mencatat 631 kematian baru pada 12 Juli 2020.
Selain itu, Kementerian Kesehatan Brasil juga menyampaikan bahwa angka penyebaran dilaporkan nyaris menyentuh angka 2 juta, tepatnya 1.864.681 kasus yang dikonfirmasi, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Brasil sekarang memiliki total 72.100 kematian resmi," kata kementerian itu.
Sedangkan di Spanyol, pemerintah wilayah Catalonia di timur laut negara telah mengeluarkan kembali perintah lockdown. Hal itu dilakukan dengan kelonjakan kasus Virus Corona yang kembali melanda negara tersebut, seperti dikutip dari AFP.
Pemerintah wilayah Catalonia mengatakan untuk kembali melakukan isolasi kepada penduduk di dan sekitar kota Lerida di timur laut.
Dilansir dari VOA Indonesia, tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan telah tiba di China untuk menyiapkan penyelidikan tentang asal-usul pandemi Virus Corona.
Juru bicara WHO, Tarik Jašarević, mengatakan bahwa Dua pakar WHO yang berbasis di Jenewa, spesialis kesehatan hewan dan epidemiologi, akan bertemu dengan rekan-rekannya dari China di Beijing pada 11 Juli untuk "membuat cakupan dan ketentuan" penyelidikan.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai hewan inang untuk COVID-19 dan memastikan bagaimana penyakit itu menular antara hewan dan manusia," kata Jašarević, kepada VOA.
Advertisement