6 Alasan Kenapa Anak dengan Nilai Rendah di Sekolah Terkadang Sukses Saat Dewasa

Berapa kali Anda mendengar tentang anak-anak yang tidak terlalu sukses di sekolah, tetapi kemudian berakhir di sebuah perusahaan ternama dalam posisi yang hebat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Jul 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi Sekolah Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orangtua mencoba membujuk anak mereka bahwa nilai sekolah sangat penting. Dan ketika anak-anak mereka mendapat nilai buruk, mereka memberi tahu untuk belajar lebih keras.

Namun dalam kehidupan nyata, sangat sering nilai sekolah dianggap tidak penting sama sekali.

Berapa kali Anda mendengar tentang anak yang tidak terlalu sukses di sekolah, tetapi kemudian berakhir di sebuah perusahaan ternama dalam posisi yang hebat?

Bright Side telah berkonsultasi dengan psikolog dan mencoba menjawab pertanyaan mengapa siswa yang pada masa sekolah terkesan tidak mendapat nilai baik di sekolah sering menjadi jauh lebih sukses, seperti dikutip Senin (13/7/2020):

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Mereka Tidak Peduli dengan Nilai

Ilustrasi sekolah (dok. Pixabay.com/Wokandapix/Putu Elmira)

Bagi banyak siswa yang baik, nilai mereka adalah tanda keberhasilan: jika mereka memiliki nilai bagus, itu berarti mereka mencapai sesuatu.

Namun, semua nilai bersifat subyektif dan mereka tidak hanya bergantung pada kualitas pengetahuan, tetapi juga pada faktor-faktor lain, seperti guru dan suasana hati mereka.

Siswa yang terkesan malas tidak perlu nilai untuk membuktikan mereka berhasil. Saat mengejar tujuan mereka, mereka tidak mencari penghargaan dari orang lain, mereka lebih peduli tentang seberapa puas mereka dengan apa yang telah mereka lakukan.


2. Mereka Tidak Berusaha Terlihat Baik

Sebenarnya, seberapa efektif kebijakan Sekolah Ramah Anak untuk Mengurangi Angka Kekerasan yang Terjadi pada si Kecil (iStockphoto)

Untuk siswa yang terkesan rajin di sekolah seringkali membuat kesan yang baik pada guru mereka. Inilah sebabnya mereka mencoba untuk aktif, bahkan ketika mereka tidak tertarik pada suatu subjek.

Dan siswa yang sebaliknya tidak mencoba mengesankan siapa pun. Meskipun mereka menghormati guru, mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan.

Sangat sering, orang tetap berpegang pada model perilaku ini dalam komunikasi mereka dengan bos mereka.

 


3. Mereka Tidak Melakukan Semuanya Sendiri

ilustrasi sekolah | pexels.com/@137666

Banyak siswa yang baik berpegang pada aturan: "Jika Anda ingin sesuatu dilakukan, lakukan sendiri."

Ini karena mereka terbiasa berada di sana 100 persen dan mengendalikan semuanya sendiri. Pada saat yang sama, siswa yang buruk menggunakan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dalam kehidupan orang dewasa, orang-orang juga berpegang teguh pada pola-pola ini: sementara beberapa melelahkan diri mereka sendiri dengan melakukan lebih dari yang dapat mereka lakukan secara realistis, yang lain mendelegasikan tugas mereka kepada orang yang berbeda.

 


4. Membiarkan Diri Mereka Tidak Sempurna

ilustrasi sekolah tutup | unsplash.com/@flpschi

Beberapa orang berpegang pada aturan: "Saya melakukan ini dengan sempurna atau saya tidak melakukannya sama sekali." Hidup seperti ini sangat sulit, karena menjadi sukses di setiap bidang sama sekali tidak mungkin.

Orang-orang akan menghabiskan waktu bertahun-tahun di pekerjaan untuk berusaha bekerja lebih keras dan lebih keras.

Berikut ini sebuah contoh: "Saya pergi ke sekolah seni dan ada seorang anak lelaki di sana. Dia cukup bagus, tetapi dia tidak melakukan pekerjaan yang sangat baik di sekolah menengah. Tapi itu tidak menghentikannya untuk menjadi salah satu seniman grafiti terbaik di negeri ini. Sekarang, dia bekerja dengan orang-orang dari seluruh dunia."

 


5. Mereka Memiliki Hal-Hal Lain untuk Dilakukan di Luar PR

Ilustrasi (sumber : massachusettsschoolbuilding.com)

Siswa nakal menghabiskan waktu luang mereka seperti yang mereka inginkan: mereka membaca, bermain olahraga, bermain musik, menari, atau bermain dengan anak-anak lain.

Menurut para psikolog, siswa yang tidak melakukan aktivitas luar sering mengalami kesulitan untuk bersantai karena mereka selalu tegang tidak hanya secara mental, tetapi juga secara psikologis.

Sayangnya, masalah ini tetap ada pada mereka bahkan ketika mereka tumbuh dewasa: mereka sering merasa cemas karena mereka takut tidak memenuhi harapan orang lain.

 


6. Mereka Siap Mengambil Risiko

Sadis, Kepala Sekolah di India Bakar Tangan 13 Murid dengan Lilin. Foto ilustrasi murid di India diambil pada 2008 (INDRANIL MUKHERJEE / AFP)

Orang-orang yang tidak sangat sukses di sekolah harus beradaptasi dengan situasi setiap saat. Mereka membiarkan diri mereka bermimpi dan tidak hidup sesuai dengan rencana orang tua mereka.

Mereka sekarang menangani kesalahan mereka dengan lebih baik. Jika mereka ingin keluar dari perguruan tinggi, berganti pekerjaan, atau pindah ke negara lain, mereka akan melakukannya.

Mereka mendengarkan diri mereka sendiri dan apa yang mereka inginkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya