Liputan6.com, Medan - Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) mencatat kejadian bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada awal Juli 2020. Sejumlah kejadian mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan material.
BPBD Kota Pematang Siantar melaporkan, banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Tanjur Pingir, Kecamatan Siantar Martoba. Bencana yang terjadi pada Sabtu, 11 Juli 2020, pukul 21.30 WIB mengakibatkan 1 orang meninggal dunia.
Baca Juga
Advertisement
"Warga meninggal karena hanyut terbawa arus saat mengendarai sepeda motor. BPBD setempat masih melakukan pendataan warga terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan resmi diperoleh Liputan6.com, Senin (13/7/2020).
Dijelaskannya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Pematang Siantar telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban, dan pembersihan sisa material lumpur.
"Kondisi saat ini banjir telah surut," ujarnya.
Saksikan juga video pilihan berikut:
Tanah Longsor
Sementara itu, tanah longsor terjadi di dua lokasi, yakni di Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang. Bencana tanah longsor di Simalungun tepatnya di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon.
BPBD setempat mengidentifkasi 7 keluarga mengungsi, sedangkan kerugian material mencakup 2 rumah dan 1 gereja tertimbun dan 15 rumah lain terdampak.
"Menindaklanjuti kejadian ini, Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Simalungun telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti pengerahan alat berat untuk membersihkan material lumpur," ungkapnya.
Sedangkan longsor lainnya terjadi di Desa Demak Maleho, Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang, pada Minggu, 12 Juli 2020.
Tanah longsor yang terjadi pada 18.45 WIB mengakibatkan satu orang luka berat dan 3 Keluarga mengungsi.
"Korban luka tersebut telah dirawat di RSUD Deli Serdang untuk perawatan intensif. Kerugian material mencakup 3 rumah rusak berat," sebutnya.
Advertisement
Akibat Hujan
Berdasarkan laporan BPBD, sejumlah kejadian tersebut dipicu oleh faktor hujan dengan intensitas tinggi, sedangkan longsor dipengaruhi juga kondisi tanah yang labil.
Dilihat dari prakiraan cuaca Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Provinsi Sumut memiliki curah hujan dengan tingkat menengah pada dasarian II – III dan I Agustus 2020.
"Meskipun dengan curah hujan menengah, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga untuk mengantisipasi fenomena alam yang dapat berpotensi bencana," terang Raditya Jati.
Rawan Banjir Bandang
Provinsi Sumut termasuk wilayah dengan tingkat bahaya sedang hingga tinggi untuk banjir bandang. Hal ini berdasarkan analisis InaRISK.
Setidaknya 30 kabupaten dengan luas bahaya mencapai 150.720 hektare memiliki potensi bahaya tanah longsor di sejumlah kabupaten. Populasi terpapar untuk bahaya banjir bandang dengan kategori sedang hingga tinggi mencapai lebih dari 650 ribu orang.
Sedangkan pada tanah longsor, Sumut juga memiliki tingkat bahaya sedang hingga tinggi. Jumlah populasi terpapar mencapai lebih dari 580 ribu jiwa di 27 kabupaten dengan luas bahaya hingga 1,9 juta hektare.
"Terkait potensi ancaman bahaya hidrometeorologi, masyarakat diimbau untuk mengenali tanda-tanda alam dan lingkungan sekitar. Ini dapat menjadi pengetahuan lokal untuk membangun peringatan dini dalam mengantisipasi ancaman bahaya," tandasnya.
Advertisement