Liputan6.com, Surabaya - SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring dengan diikuti Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak secara daring, Senin (13/7/2020).
Kepala Smamda, Astajab menuturkan karena pelaksanaan secara daring, 400 siswa baru bisa mengikuti MPLS.
"MPLS ini kami isi dengan pengenalan dan pembiasaan di sekolah, serta dihadiri wagub melalui daring sehingga bisa amemberikan motivasi pada siswa di tengah pandemi," tutur dia.
Astajab mengatakan, selama Surabaya belum zona hijau, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem jarak jauh. Dalam proses MPLS selama seminggu, siswa juga akan dikenalkan wali kelas dan guru pelajaran.
Baca Juga
Advertisement
"Komunikasi nanti secara daring dan sosmed, langsung dari wali kelasnya," ucapnya.
Tahun ajaran 2020, Smamda mendapat 400 siswa yang terbagi di 14 rombongan belajar, mulai dari kelas nasional yang berisi 36 siswa per rombongan belajar dan juga kelas internasional yang ada 20 siswa.
"Pembelajaran nanti digelar sama seperti sekolah luring. Dari pukul 07.00 hingga sore, kalau waktunya sholat dhuha, dhuhur ya istirahat dulu belajarnya," kata Astajab di Surabaya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tetap Pakai Seragam Saat Belajar dengan Sistem Daring
Sementara itu, SMAN 16 Surabaya juga menggelar MPLS untuk siswa baru secara tatap muka atau luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring). Mereka mendatangkan 17 perwakilan siswa baru untuk mengikuti pembukaan MPLS di sekolah.
Kepala SMAN 16 Surabaya, RA Roosdiantini mengungkapkan, kehadiran perwakilan siswa ini untuk memberikan contoh pembukaan pada 300an siswa baru lainnya.
"Kami ingin masih ada nuansa khidmatnya dengan perwakilan siswa ini. Jadi meskipun pandemi dan dilakukan virtualnya masih cukup sakral," ujar dia.
Roosdiantini mengatakan, perwakilan siswa tersebut akan didatangkan ke sekolah saat penutupan MPLS pada Rabu, 15 Juli 2020.
Mengenai materi, selama MPLS SMA 16 menekankan materi pembentukan karakter siswa. Selain itu mengenalkan fasilitas di sekolah dan protokol kesehatan yang diterapkan.
"Kami sudah melakukan workshop dengan guru agar guru tidak terbatas memakai media sosial whatsapp untuk menyampaikan materi. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) juga memampatkan materi selama enam bulan menjadi empat bulan, sehingga sisa waktunya bisa digunakan untuk ulangan," ujar dia.
Ke depan, pembelajaran di SMAN 16 Surabaya akan dilakukan dengan memakai berbagai media daring dengan skema 20 menit materi dengan materi daring tatap muka kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab memakai sosmed.
"Jadi siswa tidak penuh memakai banyak kuota untuk video conference. Hanya 20 menit setiap pelajaran kemudian dilanjutkan komunikasi via whatsapp untuk tanya jawab dan tugas dikumpulkan lewat email," katanya.
Untuk menekankan kedisiplinan, selama pembelajaran jarak jauh, siswa juga tetap harus menggunakan seragam saat di rumah.
Siswa baru SMAN 16 Surabaya, Paramitha mengungkapkan tidak keberatan harus hadir ke sekolah karena ada protokol kesehatan yang diterapkan.
"Ya merasa aman. Apalagi ke sekolah juga sebentar. Merasa siap untuk memulai ajaran baru secara daring," ujar dia.
Advertisement