Viral Batik Diklaim China, Ini Penjelasan Kemenperin

Kementerian Perdagangan menjelaskan bahwa China tidak mengklaim batik adalah seni budaya mereka

oleh Tira Santia diperbarui 13 Jul 2020, 19:43 WIB
Kain batik motif bayatan khas Desa Jarum, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. (dok. Instagram @dolanmbayat/https://www.instagram.com/p/BcXnGKPgGBi/?utm_source=ig_web_copy_link/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Sempat viral unggahan di Twitter oleh akun milik kantor berita China, Xinhua News, yang menyebut bahwa Batik merupakan 'seni kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di China’.

Namun, tulisan di unggahan tersebut direvisi dengan menyebutkan bahwa kata "Batik" memang berasal dari Indonesia. Pengubahan ini diduga setelah mendapat kritik dari warganet dan juga pihak Kementerian Luar Negeri RI.

Menanggapi hal itu Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, mengatakan China hanya memberitahukan kalau di China juga terdapat batik.

“Sebenarnya bukan mengklaim. China hanya memberitahukan kalau China buat batik juga. Tapi kan memang batik itu tidak hanya di Indonesia saja, yang namanya almarhum Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, setiap hari juga pakai batik,” Kata Gati kepada Liputan6.com, Senin (13/7/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mesir juga Ada Batik

Ilustrasi Batik Perdamaian (Foto: Yayasan Tjanting Batik Nusantara)

Selain itu, di negara lain seperti di Mesir, juga ada batik. Namun mereka batiknya terpengaruh oleh China. Jika diperhatikan, batik China terdapat ciri khas gambar dua Burung Hong.

Bedanya yang mengembangkan batik itu Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia dapat pengakuan dari UNESCO tahun 2009 sebagai warisan budaya Indonesia.

 


Alat Batik Berbeda

Ilustrasi Membatik / Sumber: Wikimedia

Dijelaskan Gati, bahkan China pun tidak protes, karena mereka tidak mengembangkan batik seperti Indonesia. Bila dilihat dari alat batiknya pun berbeda antara China dan Indonesia.

“Canting alat batik kita itu beda dengan yang china punya, kan yang kita ditiup, disitulah ada rohnya, makannya kalau batik tulis itu mahal karena ada tiupan. Sebenarnya China tidak ada masalah, hanya memberi tahu bahwa di China juga ada batik,”  pungkasnya.     ReplyForward

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya