Liputan6.com, Jakarta - Dampak pandemi covid-19 ikut memporakporandakan industri batik di Indonesia. Kementerian Perindustrian terus menjalankan pelatihan agar industri ini tidak terus melemah.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batik dan produksi batik Indonesia periode Januari-Februari hanya USD 13,48 juta saja. Ekspor tersebut dengan negara tujuan Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Advertisement
Angka realisasi tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor batik dan produk batik di Januari dan Februari 2019 mencapai USD 54,28 juta. “Kondisi batik saat ini lagi covid-19 memang berat sekali,” kata Gati, kepada liputan6.com, Senin (13/7/2020).
Gati melanjutkan, di tengah pandemi saat ini pihaknya terhambat dalam melakukan pelatihan. Sekalipun pelatihan online terbatas oleh infrastruktur, baik jaringan, alat elektronik, dan edukasi pebatik yang masih kurang terhadap digitalisasi atau Gagap teknologi (gaptek).
“Beberapa hal yang sudah kami informasikan ke Yayasan Batik Indonesia, yang mau membuat acara secara daring, tapi yang pembatik kan sudah tua-tua, yang menjadi problem dari masalah daring ini adalah infrastruktur jaringan,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya bersyukur mendapat bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), terkait infrastruktur jaringan yang akan difasilitasi aksesnya. Sehingga pelatihan untuk industri batik tersebut nantinya bisa berjalan sesuai rencana.
Edukasi
Rencananya pelatihan itu akan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perbedaan batik tulis,cap, batik gabungan tulis dan cap, dan batik printing. Oleh karena itu penting dilakukan pelatihan online, agar dapat membedakan jenis-jenis batik.
“Sebenarnya, kadang-kadang yang namanya usaha mau untung bilang batik tulis padahal campuran. Orang awam pasti percaya karena tidak tahu. Itulah pembelajaran bagi masyarakat agar tahu, dan akan dilakukan pameran-pameran yang dilakukan secara online, dan akan menggaet para pakar batik, rencananya masih pembahasan, ” pungkasnya.
Advertisement