Putri Nelson Mandela Meninggal Dunia di Afrika Selatan dalam Usia 59 Tahun

Zindzi Mandela, putri bungsu dari mendiang Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela telah meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Jul 2020, 09:36 WIB
File gambar dari November 1985 di puncak era apartheid: Winnie Madikizela-Mandela bersama putrinya Zenani (tengah),dan Zindzi (kiri), saat mengunjungi Nelson Mandela setelah ia menjalani operasi di Rumah Sakit Cape Town. (AFP Photo/Gideon Mendel)

Liputan6.com, Jakarta- Zindzi Mandela, putri bungsu dari mendiang Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela telah meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhir dalam usia 59 tahun.

Zindzi adalah anak keenam dari Nelson Mandela dan anak keduanya dari pernikahannya bersama Winnie Madikizela.

Menurut laporan SABC, Zindzi meninggal dunia di Rumah Sakit Johannesburg pada 13 Juli 2020 waktu setempat. 

Selain berperan sebagai aktivis anti-apartheid, Zindzi juga merupakan duta besar Afrika Selatan untuk Denmark sampai akhir hayatnya.

"Zindzi tidak hanya akan dikenang sebagai putri pahlawan perjuangan kita, tetapi sebagai pahlawan perjuangan," ujar Menteri Hubungan Internasional Naledi Pandor. 

Zindzi tumbuh di puncak perjuangan dalam menegakkan anti-apartheid.

Ketika mendiang ayahnya dipenjara di Pulau Robben, Zindzi sempat mengalami pelecehan dan intimidasi selama bertahun-tahun oleh rezim apartheid.

Tak hanya putri bungsu Nelson Mandela itu, saudara perempuannya Zenani, dan ibunya, Winnie Madikizela, juga mengalami pengalaman tersebut, menurut wartawan BBC, Vumani Mkhize.

Hingga saat ini, penyebab kematian Zindzi belum diketahui atau disampaikan secara resmi, demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (14/7/2020).

Saksikan juga Video Ini:


Ucapan Belasungkawa dari Presiden Afrika Selatan

Deputi Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberi sambutan dalam pembukaan Asian-African-Business Summit yang merupakan rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Centre, Selasa (21/4/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Zindzi Mandela telah "selama bertahun-tahun membantu perjuangan kami membawa pulang kemanusiaan dari sistem apartheid dan tekad yang tak tergoyahkan dari perjuangan kami untuk kebebasan," kata Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dalam sebuah pernyataan mengatakan. 

Presiden Cyril Ramaphosa juga menyampaikan belangsungkawanya via Twitter dengan menuliskan, "Saya menyampaikan belasungkawa mendalam saya kepada keluarga Mandela ketika kami berduka atas meninggalnya seorang aktivis politik yang tak kenal takut, dan merupakan seorang pemimpin dalam hak yang ia perjuangkan. Kesedihan kami ditambah dengan kabar duka ini hanya beberapa hari sebelum dunia merayakan ulang tahun mendiang Nelson Mandela."

Dalam sejarah hidupnya, Zindzi Mandela adalah anggota keluarga yang membacakan penolakan Nelson Mandela atas tawaran presiden PW Botha untuk pembebasan bersyarat dari penjara pada pertemuan publik pada Februari 1985.

"Pidato yang ia sampaikan di Soweto, atas nama ayahnya ... menghidupkan kembali nilai-nilai dan prinsip-prinsip perjuangan," kata pemenang Nobel Perdamaian dan mantan uskup agung Cape Town, Desmond Tutu, melalui yayasannya.

Ia juga menambahkan bahwa Zindzi Mandela "memegang peran penting yang melambangkan kemanusiaan dan ketabahan perjuangan anti-apartheid".

Baru-baru ini, Zindzi Mandela dikenal karena dukungan vokalnya untuk reformasi tanah radikal di Afrika Selatan, menurut wartawan BBC.

Saat ini, hanya 2 dari anak anak Nelson Mandela yang masih hidup.

Mereka di antaranya adalah Zenani Dlamini, saudara perempuan Zindzi, dan Pumla Makaziwe Mandela, yang merupakan seorang putri dari pernikahan pertama Nelson Mandela dengan Evelyn Mase.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya