Liputan6.com, Jakarta - Facebook baru saja mengumumkan 13 komunitas yang terpilih untuk mengikuti 1program Community Accelerator. Program ini ditujukan untuk membekali komunitas dengan latihan, bimbingan, dan pendanaan yang dibutuhkan dalam pengembangan komunitas mereka.
Pembekalan tersebut akan dilakukan selama enam bulan. Dari 13 komunitas yang terpilih, tiga di antaranya berasal dari Indonesia, yakni MotherHope Indonesia, Indonesia Babywearers, dan Social Connect.
"Kami sangat bersemangat menyambut para pemimpin komunitas dari berbagai latar belakang, dan sangat menantikan bekerja dengan mereka untuk membantu mencapai tujuannya dan menciptakan dampak lebih besar lagi," tutur Kepala Community Partnerships untuk Facebook di Asia Pasifik, Grace Clapham, dalam keterangan resmi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Grace, ada ratusan aplikasi yang mendaftar saat registrasi program ini dibuka pada Maret 2020. Adapun empat negara yang berpartisipasi dalam program ini berasal dari Australia, Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Nantinya, pembekalan untuk para pemimpin komunitas akan dibagi dalam dua fase yang masing-masing dilakukan selama tiga bulan. Pertama, mereka akan belajar dari para ahli untuk pengembangan komunitas dan di tahap selanjutnya mereka harus mengeksekusi rencana tiap-tiap komunitas.
Ada hadiah dengan total USD 3 juta yang akan diberikan pada pemimpin komunitas terpilih, dan hadiah hingga USD 30 ribu untuk masing-masing komunitas lain. Program ini akan ditutup dengan pemaparan tiap pemimpin komunitas pada mitra ekstrenal.
Untuk diketahui, program Community Accelerator merupakan bagian dari Facebook Community Leadership. Program tersebut merupakan inisiatif global yang berinvestasi untuk membantu individu membangun komunitas di seluruh dunia.
Ini Program Facebook untuk Dorong Koneksi Internet Lebih Cepat di Indonesia
Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna Facebook terbesar dan teraktif di dunia.
Diungkapkan oleh Head of Connectivity and Access Policy Facebook APAC, Tom Harghese, 66 persen rumah tangga di Indonesia merupakan pengguna internet, lebih tinggi dari rata-rata Asia yang hanya 60 persen.
"Sayangnya, kecepatan internet di Indonesia lebih lambat ketimbang kecepatan internet di rata-rata regional," katanya.
Oleh karenanya menurut Tom, untuk memberikan akses internet cepat ke lebih banyak orang Indonesia, diperlukan kolaborasi dari semua pihak.
Apalagi, menyediakan internet dibutuhkan infrastruktur yang masif dan investasinya tidak murah. Facebook pun berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah, industri, akademisi, ahli teknologi, dan masyarakat sipil untuk membantu menghubungkan 3,5 miliar orang di dunia, termasuk di Indonesia.
Untuk Indonesia, Facebook Connectivity telah menggelar empat program yang bertujuan untuk menghadirkan akses internet cepat serta merata ke lebih banyak orang.
Pertama, Facebook bekerja sama dengan Alita membangun kabel fiber sepanjang 3.000km, guna menghubungkan lebih dari 1.000 titik di jaringan Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
"Ini adalah investasi kabel fiber terbesar Facebook di Asia saat ini. Ketika proyek ini selesai, kabel fiber akan menyediakan akses internet cepat ke lebih dari 10 juta pengguna," kata Tom.
Ia menambahnya, kabel fiber ini merupakan akses terbuka untuk semua penyedia layanan. Saat ini, Alita dan Facebook telah melaksanakan pembangunan sepanjang 1.100km kabel fiber di Bali, Pasuruan, Manado, dan Solo.
Advertisement
Express WiFi dan Terragraph
Proyek selanjutnya adalah Express WiFi, yang merupakan platform software Facebook untuk membantu penyedia layanan dan operator seluler untuk membangun, mengoperasikan, menumbuhkan, dan monetisasi bisnis WiFi.
Kemitraan di Indonesia telah dilakukan dengan dua mitra, pertama adalah BaliTower (Januari 2020) dalam hal menyediakan layanan wifi cepat, terjangkau, dan andal bagi para pengguna.
WiFi Express mendukung hotspot WiFi yang tersedia di lebih dari 100 bangunan komersial dan 3.000 kutub mikro sel di Jabodetabek dan Bali.
Mitra lainnya adalah D-Net (sejak 2016), dengan WiFi Express, D-Net mengerahkan sekitar 170 titik akses WiFi cepat dan terjangkau di sekitar Gunung Bromo di Jatim.
Program ketiga adalah Terragraph yang dalam pelaksanaannya, Facebook bermitra dengan operator seluler XL menyediakan koneksi cepat via WiFi di Kota Tua, Jakarta, 2018 lalu.
Terragraph menggunakan pita frekuensi 60Ghz yang tidak berlisensi di sejumlah negara. Terragraph sendiri merupakan teknologi yang dikembangkan Facebook, di mana perusahaan berupaya membangun ekosistem vendor chipset, produsen, dan penyedia layanan untuk saling berkolaborasi.
(Dam/Why)