Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mendengarkan curahan hati (curhat) secara virtual dari anak-anak yang terdampak pandemi COVID-19.
Dalam kegiatan "Audiensi Pandemi dari Mata anak Indonesia" yang dilakukan secara daring, beberapa anak mengungkapkan berbagai kesulitan dan keluh kesah yang mereka hadapi selama pandemi COVID-19.
Advertisement
Salah satunya adalah Hana Nuha dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pada kesempatan itu, Hana bercerita bahwa dirinya sempat dinyatakan positif COVID-19 usai tertular dari sang ayah yang merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG) positif virus corona dan baru pulang dari Surabaya.
"Saya melakukan isolasi di rumah sakit kurang lebih satu bulan. Di rumah sakit saya merasa bosan, frustrasi, mendapatkan fitnah dan bully-an, tetapi Hana selalu positive thinking, selalu support dan selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka," kata Hana pada Selasa (14/7/2020).
Selama di rumah sakit, Hana menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia dinyatakan sembuh dan diperbolehkan kembali ke rumahnya setelah sekitar satu bulan.
"Hana bisa mengambil hikmah dari ujian ini. Kita diuji kesabaran dan kedekatannya kepada Sang Ilahi. Hana harap kepada pemerintah, berikan fasilitas kepada pasien dengan selayaknya, saling menghibur antara pasien dengan perawat, saling support satu sama lain, selalu mendoakan yang terbaik," kata Hana.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Khawatir Kondisi Ibu
Curhatan lain juga berasal dari Diana Nadia Maulida dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada kesempatan tersebut, ia menceritakan bahwa sang ibu bekerja di Ibu Kota untuk mendistribusikan alat kesehatan antar rumah sakit.
"Mungkin mama tidak berkontak langsung dengan pasien COVID-19 tapi tetap saja Diana khawatir jika mama terinfeksi dari orang yang berlalu lalang di rumah sakit," kata Diana.
Ia menceritakan, sang ibu sempat stres karena takut terancam PHK karena perusahaan yang terdampak pandemi. Hal inilah yang membuat Diana hanya bisa mengirimkan doa kepada sang bunda.
Diana menceritakan bahwa dirinya kesal ketika melihat masih banyak orang yang berkumpul di sekitar tempat tinggalnya tanpa menghiraukan protokol kesehatan.
Advertisement
Anak dari Tenaga Medis
Lain cerita dengan Ananda Akbari dari Maluku. Dia mengatakan bahwa sang ibu merupakan seorang tenaga kesehatan di rumah sakit.
Sebelum pandemi, ia mengungkapkan bahwa keluarga mereka sering berkumpul di rumah. Namun, usai pandemi ibunya hanya sebentar saja di rumah dan bahkan seringkali harus menetap di rumah sakit.
"Akbari sempat bertanya kenapa ibu tidak pulang, beliau menjawab dengan senyum dari bibir beliau yang membuat hati Akbari luluh yaitu: 'Ibu tidak ingin pulang jika ibu belum menyelesaikan tugas yaitu memeriksa pasien karena beliau takut menyebarkan virus itu ke keluarga.'"
Akbari berharap agar nantinya ada lebih banyak peluang bagi calon-calon dokter demi memenuhi kebutuhan tenaga medis.
"Apabila hal-hal seperti ini tenaga medis kita tidak kekurangan seperti yang kita tahu, jumlah tenaga medis kita dengan calon pasien tidak sebanding," katanya.
Tanggapan Terawan
Usai mendengar curhatan, Terawan mengatakan bahwa dia bangga dengan mereka.
"Itu membuat ayah (sapaan Terawan dalam acara tersebut) semakin bersemangat untuk bisa menyelesaikan pekerjaan mengatasi COVID-19 yang mudah-mudahan kita bisa mengatasinya tidak lama lagi," katanya.
Terawan mengatakan semua cerita dari anak-anak tersebut akan dicatat dan ditindaklanjuti. Selain itu, ia juga memberikan pesannya kepada anak-anak di Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Terawan mengatakan, yang harus dilakukan oleh anak Indonesia pertama kali adalah meningkatkan imunitas tubuh agar tidak terinfeksi COVID-19.
"Setelah tubuh kita imun sehingga tidak mudah terinfeksi, maka yang kedua melaksanakan protokol kesehatan supaya tidak terpapar," kata mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta ini menambahkan.
Di situ, Terawan mengimbau anak Indonesia untuk melaksanakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, serta rajin cuci tangan.
"Tetap semangat, tetap sehat, tetap selalu bercanda bersama teman-teman namun tidak pernah mengabaikan protokol kesehatan. Saya percaya Tuhan pasti memberkati kita semua, anak-anak semua, bangsa dan negara Indonesia," kata Terawan.
Advertisement