Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Traveloka Albert, mengatakan sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020 komposisi wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia melonjak hingga 96 persen naik dari jumlah sebelumnya yakni 91 persen pada saat belum terjadi pandemi
Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) turun 65 persen dibandingkan tahun 2019.
Advertisement
"Sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020, persentase komposisi wisatawan nusantara mencapai 96 persen, naik dari jumlah sebelumnya yakni 91 persen pada saat belum terjadi pandemi," kata Albert dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) bersama Komisi X, DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (14/7).
Data ini diperoleh Albert berdasarkan hasil survei BPS dan Internal Traveloka. Sebagaimana diketahui tahun 2019, Indonesia diprediksi dapat menampung 174 juta wisnus.
Sementara jumlah wisman yang bisa ditampung sebesar 16 juta. Hal ini diterjemahkan Albert menjadi 91 persen market share wisnus.
Lebih lanjut Albert menjelaskan, Bali memiliki jumlah wisman terbanyak di Indonesia. Estimasi wisman di Bali 39 persen dari semua wisatawan di bali pada tahun 2019 yaitu 6,3 juta turis.
Secara perbandingan, wisnus tetap menjadi wisatawan terbesar yang berkunjung ke Bali dengan presentasi 60,8 persen. Lalu, pada tahun 2020 tepatnya sejak virus corona menyebar di Indonesia, jumlah wisman di Bali turun drastis.
"Sejak adanya pandemi, wisatawan mancanegara Bali turun sampai jumlah hampir nol menurut data BPS dan Traveloka," kata Albert.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wisatawan di Spot Jakarta
Pada tahun 2019, estimasi pengunjung domestik di Jakarta berkisar di angka 86,3 persen. Data ini termasuk untuk pengunjung yang datang untuk melakukan perjalanan wisata atau perjalanan bisnis.
Albert mengatakan, jumlah pengunjung domestik di Jakarta pada masa pandemi ini justru mengalami peningkatan.
"Pengunjung domestik naik ke angka 89 persen," kata Albert.
Meski begitu, angka pengunjung yang datang dalam rangka perjalanan bisnis atau wisata berkurang 67 persen.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Harga Tiket Pesawat Naik, Pemerintah Gaet Wisatawan Tajir
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan kesungguhan pemerintah untuk pemulihan pariwisata domestik di tengah pandemi Covid-19.
Antara lain, mengurangi tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) kelas C dan meningkatkan kunjungan wisman Kelas A dan B.
"Berdasarkan dari survei, trennya turis berada yang datang. Ini karena ongkos (tiket pesawat naik) akibat covid-19," tegas Luhut dalam webinar bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara via Zoom, Jumat (12/6/2020).
Luhut menjelaskan pandemi global covid-19 telah memukul perekonomian dunia secara signifikan. Sehingga sektor pariwisata domestik harus melakukan penyesuaian agar tetap bertahan, antara lain meningkatkan kunjungan wisman kelas A dan B yang dianggap mempunyai kemampuan untuk menjangkau lonjakan harga tiket pesawat.
Di sisi lain, pemerintah juga gencar meningkatkan penerimaan negara dari wisatawan domestik. Tak tanggung-tangung Luhut mematok dari awalnya 55 persen menjadi 70 persen.
"Ini semua masuk program pertama yang disiapkan pemerintah, untuk pemulihan UMKM dan Parekraf (Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)," ujarnya.
Selanjutnya
Sementara itu, Program kedua ialah meluncurkan empat program untuk wisatawan domestik seperti In City Activation, Staycation, Roadtrip, dan Epic Sale. Lalu, Program ketiga ialah mempercepat pengembangan desa wisata berdasarkan One Village One Product (OVOP).
"Pada program ini akan menampilkan produk-produk kreatif buatan masyarakat desa. Saat ini, baru ada 10 desa di sekitar kawasan Danau Toba yang akan menjadi program percontohan OVOP," terangnya.
Luhut menambahkan, Program keempat yaitu Kartu Pra-kerja dan Pelatihan gratis yang telah digulirkan pemerintah pada beberapa bulan lalu. Sedangkan, Program kelima berupa penyediaan bantuan lewat dana PKBL/CSR oleh BUMN salah satunya CSR PT Pertamina (Persero)
Untuk itu, dirinya meminta seluruh pemerintah daerah aktif mensosialisasikan serta memfasilitasi berbagai insentif yang bisa dinikmati oleh para pelaku usaha di sektor pariwisata yang terdampak pandemi ini.
"Apalagi di Sumatra Utara banyak destinasi wisata menarik, seperti kawasan Danau Toba. Kalau enggak buat program di sana, nanti yang menikmati di tempat lain," pungkasnya.
Merdeka.com
Advertisement