3 Pernyataan Jokowi Terkait Perkembangan Kasus Corona Covid-19

Menurut Jokowi, hingga saat ini sektor kesehatan belum terlalu membaik dilihat dari angka kasus Covid-19 yang masih meningkat.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Jul 2020, 16:30 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali angkat bicara terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 di Indonesia.

Menurut Jokowi, sektor kesehatan belum terlalu membaik dilihat dari angka kasus Covid-19 yang masih meningkat.

"Angka-angkanya kesehatan belum terlalu membaik tapi tidak jelek amat," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 13 Juli 2020.

Meski begitu, Jokowi mengatakan, Indonesia menargetkan mulai membuat vaksin SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19 dalam enam bulan ke depan, yakni Januari-April 2021.

Menurut dia, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Tiongkok Sinovac dan perusahaan lainnya dalam memproduksi vaksin Covid-19 tersebut.

Berikut 3 pernyataan Jokowi terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harap Tak Ada Gelombang Kedua Corona Covid-19

Presiden Jokowi fokus 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas khusus 8 provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua, (serta Kalsel) saat memimpin rapat terbatas COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020). (Dok Kementerian Sekretariat Negara)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan hingga saat ini sektor kesehatan belum terlalu membaik dilihat dari angka kasus Covid-19 yang masih meningkat.

Namun dia mengklaim sudah memerintahkan gugus tugas agar menambah personel di beberapa daerah.

"Angka-angkanya kesehatan belum terlalu membaik tapi tidak jelek amat," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 13 Juli 2020.

Dia pun berharap kasus positif bisa dikendalikan. Sehingga tidak menyebabkan gelombang kedua yang mempengaruhi seluruh sektor.

"Kita harap tidak ada gelombang kedua yang bisa berpengaruh psikologis ke ekonomi negara kita," ungkap Jokowi.

Pasalnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan saat ini Indonesia alami kenaikan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur capai 39,1 pada bulan Juni 2020. Sebelumnya PMI hanya mencapai 2,7.

"Inflasi juga naik artinya ada daya beli yang sudah semakin merangkak, akan kita pacu terus agar triwulan ketiga bisa betul-betul bisa naik, Juli, Agustus, September," jelas Jokowi.

 


Segera Produksi Vaksin Corona Covid-19

vaksin corona

Menurut Jokowi, Indonesia menargetkan mulai membuat vaksin SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19 dalam enam bulan ke depan, yakni Januari-April 2021.

Jokowi mengatakan, Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Tiongkok Sinovac dan perusahaan lainnya dalam memproduksi vaksin tersebut.

"Kita bekerja sama, ada kerja sama dengan Sinovac, dan perusahaan lain. Perkiraan kita akan masuk produksi kira-kira antara Januari-April tahun depan," kata Jokowi, melansir Antara.

"Uji klinis kalau tidak salah sudah sampai uji ketiga, tapi perlu 6 bulan untuk uji terakhir. Jadi kira-kira diproduksi Januari sampai April (2021)," tambah dia.

Jokowi menuturkan, target produksi sebanyak 347 juta vaksin dengan pertimbangan satu individu bisa saja tidak hanya menjalani satu kali vaksin.

"Kebutuhan kita hitung 347 juta vaksin karena satu orang bisa tidak hanya sekali saja divaksin, karena orang yang sudah divaksin bisa mental lagi jadi harus divaksin lagi," jelas dia.

Jokowi menargetkan 170 juta vaksin diproduksi pada 2021 dan memprioritaskan tenaga kesehatan, kelompok rentan, serta wilayah merah yang mendapat vaksin.

 


Sebut Masalah Kesehatan dan Ekonomi Sangat Pelik

Sejumlah perwira remaja peraih Adhi Makayasa mendengarkan pengarahan dari Presiden Joko Widodo dalam Prasetya Perwira (PRASPA) TNI dan POLRI Tahun 2020 di Istana Negara, Selasa (14/7/2020). Jokowi melantik Praspa TNI dan Polri dengan menerapkan protokol kesehatan. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini negara tengah menghadapi masalah ekonomi dan kesehatan yang sangat pelik akibat pandemi virus Corona Covid-19. Menurut dia, kondisi ini juga terjadi di 215 negara lainnya.

"Memang kita menghadapi masalah kesehatan dan ekonomi yang sangat pelik, seperti juga halnya 215 negara di dunia mengalami hal yang sama," ujar Jokowi saat memberikan amanat dalam pelantikan perwira TNI-Polri di Istana Negara Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Kendati begitu, Jokowi menekankan Indonesia tidak menyerah begitu saja dengan kondisi tersebut. Dia meminta agar perwira TNI-Polri memanfaatkan pandemi Corona untuk mengembangkan teknologi industri.

"Krisis akibat pandemi Covid bisa memperkokoh kepedulian dan kegotongroyongan kita, memperkokoh persatuan dan kebersamaan kita, mempercepat upaya untuk memperbaiki cara kerja kita, dan juga mempercepat perkembangan teknologi industri," jelas Jokowi

Selain itu, Jokowi ingin perwira TNI-Polri ikut menyelesaikan krisis yang dialami negara saat ini. Di sisi lain, dia meminta para perwira pandai membaca peluang dan tantangan dunia ke depan.

"Yang jelas dunia berubah dengan begitu cepatnya disrupsi terjadi di semua sektor kehidupan dan revolusi industri jilid ke-4 semakin mendorong perubahan super cepat tersebut," kata Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya