Jakarta - Nama Adebayo Akinfenwa mungkin tidak banyak dikenal oleh penikmat sepak bola pada umumnya. Tapi buat penggila gim FIFA, ia merupakan satu di antara pemain paling tenar.
Pengembang gim sepak bola virtual FIFA memberikan predikat pemain terkuat kepada pemain berusia 38 tahun itu pada 2015 hingga 2018. Kenyatannya memang Adebayo Akinfenwa memiliki fisik yang kekar.
Advertisement
Berat badannya pernah mencapai 102 kg. Namun, Akinfenwa tetap luwes dalam mengolah si kulit bundar, bahkan ditopang dengan balance dan pace yang cukup baik untuk ukuran orang bertubuh kekar.
Pada 2019, predikat tersebut diambil alih oleh striker West Ham United, Sebastian Haller, tepatnya saat ia masih berseragam Eintracht Frankfurt. Namun, orang terlanjur menganggap bahwa Akinfenwa merupakan pesepak bola bertubuh 'monster' paling kuat di muka bumi ini.
Adebayo Saheed Akinfenwa merupakan pemain kelahiran Islington, Inggris, dari orang tua keturunan Inggris-Nigeria. Terdapat nama Islami di tengahnya, sebab memang orang tuanya berbeda keimanan.
Sang ibu diketahui beragam Kristen, sementara ayahnya seorang muslim. Tidak diketahui agama apa yang Akinfenwa anut, namun semua orang tahu bahwa ia adalah penggemar berat Liverpool.
Ya, momen spesial didapatkan Adebayo Akinfenwa, striker Wycombe Wanderers yang baru saja sukses membawa timnya ke Divisi Championship untuk kali pertama. Striker berbobot 102 kg tersebut mendapat ucapan langsung dari manajer Liverpool, Jurgen Klopp, melalui video call WhatsApp.
Adebayo Akinfenwa diketahui sudah lama menjadi penggemar Liverpool. Sebelumnya ia mengatakan berharap Jurgen Klopp mau mengirimkannya sebuah ucapan melalui video di WhatsApp.
Keinginan itu terwujud.
Dalam sesi wawancara bersama Sky Sports usai Wycombe dipastikan juara League 1 atau kasta ketiga Liga Inggris, Adebayo Akinfenwa mengatakan bahwa ia ingin merayakan keberhasilan menjadi juara bersama Jurgen Klopp.
"Saya kasih tahu ya, satu-satunya orang yang bisa mengontak saya via WhatsApp saat ini adalah Klopp, jadi kita bisa merayakannya bersama-sama. Mengerti, kan? Oi!" kata Akinfenwa penuh semangat.
Jurgen Klopp yang mengetahui keinginan tersebut lantas mengabulkan 'request' tersebut. Manajer Liverpool itu kemudian mengirimkan sebuah video langsung ke WhatsApp Adebayo Akinfenwa.
"Halo pria besar, selamat!" ujar Klopp.
"Saya menyaksikan pertandingan, tapi tidak melihat wawancara setelah pertandingan. Hendo atau seorang pemain saya mengatakan bahwa Anda menginginkan video ini. Kenapa bilang begitu? Jika Anda bisa menghubungi saya di Whatsapp, ini dia!"
"Selamat. Setidaknya Anda pernah menjadi seorang pemain di Championship dalam seumur hidup Anda dan sekarang akhirnya Anda ada di sana. Bagus sekali. Hebat. Kemenangan besar. Bahkan dalam kondisi yang tidak biasa ini, saya berharap Anda merayakannya dengan benar," tegas Jurgen Klopp kepada Adebayo Akinfenwa.
Video
Bertahan di Tengah Rasialisme di Lithuania
Adebayo Akinfenwa mengawali kariernya bersama akademi Watford. Namun, pada usia belia, tepatnya 18 tahun, ia hijrah ke Lithuania dan bergabung dengan klub FK Atlantas.
Bertubuh bongsor dan berkulit hitam, Adebayo Akinfenwa sering mendapatkan perilaku rasialisme dari penonton, bahkan dari pendukung FK Atlantas.
Alih-alih kapok dan kembali ke Inggris, Akinfenwa memilih bertahan dan bertekad membuktikan kepada orang-orang di Lithuania. Kakaknya sempat menanyakan apakah ia yakin atau tidak. Tapi akhirnya, Akinfenwa berhasil merebut hati suporter di sana.
Pada satu final Piala Lithuania, Akinfenwa menjadi bintang kemenangan karena mencetak satu-satunya gol ke gawang lawan. Ia langsung menjadi pemain idola suporter dan mulai menemukan kenyamanan.
Uang dari hasil kerja kerasnya dibuatkannya usaha toko sportswear Adidas. Orang-orang Lithuania yang tahu bahwa toko tersebut milik Akinfenwa, justru datang dari segala penjuru untuk membeli.
Advertisement
Pertandingan Melawan Liverpool, Jersey Gerrard, dan Ancaman kepada Diego Costa
Pada 2015, Akinfenwa yang membela Wimbledon bertemu Liverpool, tim pujaannya, pada babak ketiga Piala FA. Dua tahun sebelumnya, ia sempat berujar ingin menghadapi tim dari Premier League, utamanya berhadapan dengan Nemanja Vidic atau Sol Campbell, dua pemain yang ia suka.
Tuhan mengabulkan mimpinya itu. Meski bukan bertemu Vidic atau Campbell, Akinfenwa langsung dipertemukan dengan Liverpool. Hebatnya, ia mencetak gol ke gawang lawan yang kala itu dijaga oleh Simon Mignolet.
Sayang, Wimbledon kalah 1-2. Namun demikian, tak satupun pemain maupun suporter Wimbledon terlihat sedih. Sebaliknya, mereka puas dengan apa yang ditampilkan pada laga tersebut.
Kebahagiaan Akinfenwa bertambah ketika Steven Gerrard bersedia menukar seragam pasca pertandingan berakhir. Ya, Gerrard adalah pemain idolanya yang lain, bahkan mungkin yang paling ia kagumi.
Bagaimana tidak, masih pada 2015, ia mengancam Diego Costa yang kala itu berseragam Chelsea, agar tidak macam-macam dengan Gerrard. Kedua pemain diketahui pernah bersitegang di atas lapangan.