Liputan6.com, New York - Mantan calon presiden Hillary Clinton telah memperingatkan Presiden incumbent Donald Trump mungkin menolak untuk meninggalkan Gedung Putih meski dia kalah dalam Pilpres Amerika Serikat 2020.
Hillary Clinton, yang menjabat sebagai Sekretaris Negara dari 2009 hingga 2013, khawatir Trump dapat mencoba untuk menyalahkan pemilihan melalui surat suara untuk pemilihan tidak sah jika ia kehilangan kursi presiden dari kandidat Demokrat, Joe Biden, seperti dikutip dari Newshub.co.nz, Rabu (15/7/2020).
Dalam sebuah wawancara virtual dengan pembawa acara The Daily Show, Trevor Noah, Clinton ditanya apakah yakin Trump akan melakukan cara tersebut di tengah situasi jaga jarak lantaran pandemi Corona COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Trump telah berulang kali mengklaim kecurangan dalam pemilih umum banyak yang berasal dari sistem pemungutan suara melalui surat.
"Saya pikir itu adalah poin yang adil untuk mengangkat isu apakah jika dia kalah, dia akan pergi dengan tenang atau tidak, dan kita harus siap dengan itu," kata Clinton.
"Ada begitu banyak studi akademis dan analisis lain yang menunjukkan bahwa itu hanya klaim yang tidak akurat atau penipuan. Tidak ada masalah," tambahnya.
Hillary Clinton menambahkan, "bahaya nyata bagi integritas" dari pemilihan November ditimbulkan oleh "segala jenis pembatasan yang dapat dikenakan untuk mencoba dan menahan suara di tempat-tempat yang tidak akan memilih untuk Partai Republik."
Trump pernah menyiratkan ia memiliki keyakinan soal teori konspirasi bahwa dokter "berbohong" tentang pandemi untuk mencegah pemilihannya kembali.
Pada Senin 13 Juli, Trump me-retweet sebuah posting oleh pembawa acara game Chuck Woolery yang mengklaim "semua orang berbohong" tentang COVID-19, yang telah menginfeksi lebih dari 13 juta orang di seluruh dunia.
Simak video pilihan berikut:
Donald Trump Minta 4 Kali Debat Capres pada Pilpres AS 2020
Pilpres AS kurang dari enam bulan lagi. Presiden Donald Trump akan bersaing dengan mantan Wapres Joe Biden untuk mempertahankan kekuasaan di Gedung Putih.
Rencananya, debat presiden akan berlangsung sebanyak tiga kali pada September hingga Oktober.
Kini, kubu Presiden Trump meminta ada debat keempat. Permintaan itu berasal dari manajer kampanye Trump, Brad Parscale, dan mantan Wali Kota New York City, Rudy Giuliani.
Dilaporkan AP News, kubu Joe Biden menolak permintaan kubu Donald Trump. Joe Bidan hanya mau debat sebanyak tiga kali sesuai aturan Komisi Debat Presiden.
Selain itu, kubu Trump meminta agar tim masing-masing capres ikut berperan dalam memilih moderator debat.
"Posisi kami lugas dan jelas: Joe Biden akan menyetujui debat-debat dari Komisi, berdasarkan tanggal-tanggal dari Komisi, di bawah format yang dibuat Komisi, dan pilihan moderator yang independen dari Komisi," ujar manajer kampanye Joe Biden, Jen O'Malley.
Kubu Biden juga menyindir omongan Donald Trump yang akhir tahun lalu justru berkata kemungkinan tidak mau ikut debat.
Komisi Debat Presiden adalah grup nirlaba yang menjadi sponsor debat pemilu.
Pemilu pilpres 2020 akan diadakan di Universitas Notre Dame (29 September), kedua di Universitas Michigan (15 Oktober), dan terakhir di Universitas Belmont (22 Oktober).
Advertisement