Liputan6.com, Jakarta Seorang remaja laki-laki di Govi-Altai, Mongolia dinyatakan meninggal dunia setelah terkena bubonic plague atau lebih dikenal sebagai penyakit pes.
Dilaporkan Xinhua, dikutip Sabtu (18/7/2020), pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Departemen Hubungan Masyarakat dan Pengawasan Kementerian Kesehatan setempat Dorj Narangerel dalam konferensi persnya awal pekan ini.
Advertisement
"Kami telah mengkarantina 15 orang pertama yang melakukan kontak dengan almarhum dan 15 orang tersebut telah menerima perawatan antibiotik," kata Narangerel seperti dikutip dari Channel News Asia.
Narangerel mengatakan bahwa remaja 15 tahun ini sempat berburu dan mengonsumsi daging marmot bersama kedua temannya tiga hari sebelum meninggal dunia.
Kasus pes di Mongolia ini juga membuat lima distrik di provinsi tersebut dikarantina selama enam hari. Selain itu, warga setempat diminta untuk tidak mengonsumsi daging marmot.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Warga Kerap Mengonsumsi Marmot
Awal bulan ini, dua kasus pes dilaporkan dari provinsi Khovd. 140 telah melakukan pemeriksaan namun tidak ditemukan kasus lainnya.
Sementara itu di Mongolia Dalam, China, kasus pes juga dilaporkan terjadi. Seorang penggembala di daerah itu juga didiagnosis pes. Temuan ini juga mendorong pemerintah setempat meminta warga tak makan hewan buruan yang berpotensi menularkan penyakit tersebut hingga akhir tahun.
Pemerintah Mongolia diketahui telah melakukan kampanye pelarangan mengonsumsi atau mendekati marmot. Namun, setiap tahunnya, paling tidak ada satu orang meninggal akibat pes.
Di banyak wilayah pedesaan, warga memang tumbuh dengan belajar berburu dan mengonsumsi hewan tersebut. Beberapa bahkan percaya makan jeroan binatang itu baik untuk kesehatan meski tahun lalu, pasangan suami istri di Mongolia meninggal setelah makan ginjal marmot mentah.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa bubonic plague atau pes adalah penyakit bakteri yang disebarkan oleh kutu dan hidup pada hewan pengerat liar seperti marmot. Penyakit ini dapat membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 24 jam jika tidak diobati tepat waktu.
Advertisement