Liputan6.com, Jakarta - Google mengumumkan sebuah fitur keamanan baru di Google Meet yang digelar untuk pelanggan kelas online.
Fitur keamanan ini akan mulai berlaku dalam 15 hari ke depan. Dengan fitur ini, pengguna anonim tidak akan bisa bergabung di video conference yang diselenggarakan oleh pelanggan G Suit for Education atau G Suite Enterprise for Education.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip laman The Verge, Kamis (16/7/2020), kedua fitur ini tampaknya dirancang untuk mencegah "zoombombing". Ia merupakan istilah yang merujuk pada peristiwa apabila video conference disusupi oleh pihak tak bertanggung jawab yang mengganggu jalannya meeting dengan mengambil alih layar utama.
Biasanya, pelaku zoombombing suka menampilkan gambar atau video porno begitu berhasil menguasai layar utama.
Hadir dalam Setting Default
Dalam pengumumannya, Google mengatakan, pengaturan keamanan baru ini akan dihidupkan secara default untuk pelanggan Education.
Disebutkan, satu-satunya cara untuk mematikannya adalah dengan menghubungi dukungan G Suite secara langsung.
Sekadar informasi, karena pandemi Covid-19, sekolah dan kegiatan belajar mengajar harus digelar secara online.
Laporan ZDNet menyebut, tak jarang, para siswa membagikan tautan kelas online mereka dan membuat kelas terganggu. Mereka berharap agar kelas segela dibubarkan.
Advertisement
Zoom Pernah Rilis Keamanan Serupa
Google bukan perusahaan pertama yang berupaya membasmi masalah gangguan pada video conference di platformnya. Zoom pun melakukan hal serupa.
Zoom memperkenalkan serangkaian peningkatan keamanan dan privasi baru untuk mengakhiri praktik zoombombing. Lewat pembaruan versi 5.0 ini, pengguna Zoom bisa mengunci rapat, menghapus peserta, dan membatasi sharing.
Zoom juga memungkinkan pengguna mengaktifkan kata sandi secara default bagi sebagian besar pelanggan, untuk membatasi siapa yang dapat mengakses pertemuan mereka.
(Tin/Why)