Liputan6.com, Jakarta - Adanya pandemi Corona atau Covid-19 yang tersebar di berbagai negara membuat beberapa jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan, bahkan sampai ditutup.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini tentu tak mudah bagi seseorang yang merantau jauh dari keluarga dan tak bisa pulang di tengah pandemi Covid-19. Namun, berbeda dengan pria satu ini yang memutuskan pulang ke kampung halamannya menggunakan sepeda.
Seorang mahasiswa Universitas Aberdeen di Skotlandia bernama Kleon Papadimitriou menempuh perjalanan menggunakan sepedanya menuju Yunani. Hal ini karena tak ada pesawat yang bisa mengantarnya. Sejak akhir Maret, ia telah mencari tiket pesawat dan sempat memesan tiga tiket. Namun, semua pesanannya dibatalkan.
"Pada awal April saya tahu bahwa saya akan menghabiskan setidaknya bulan berikutnya di karantina di Aberdeen," ujarnya dikutip dari CNN, Rabu (15/7/2020).
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Menempuh jarak 3.500 km selama 48 hari
Untuk sampai di rumahnya, ia menempuh jarak sejauh 3.500 km dan memakan waktu 48 hari. Sebelumnya, ia memang sempat mengikuti balapan pada tahun 2019 dan sempat beberapa kali melakukan latihan.
Papadimitriou membagikan cerita perjalanannya itu melalui foto yang ia unggah di akun Instagram-nya @kleon.vs.lockdown.
Berada jauh dari keluarga, Papadimitriou menyiapkan berbagai keperluan yang ia butuhkan selama melakukan perjalanan menggunakan sepeda. Ia juga lebih dulu mengabari orang tua dan teman-temannya. Ayahnya meminta Papadimitriou untuk memasang aplikasi yang berguna untuk melacak keberadaan dirinya secara online sehingga orang tuanya tak khawatir.
Advertisement
Membawa perlengkapan makanan, seperti ikan sarden kaleng
Selain itu, ia juga membawa ikan sarden kaleng, selai kacang dan roti, sleeping bag, tenda, dan perlengkapan sepedanya. Ia memulai perjalanannya tepat pada 10 Mei dan menghabiskan 56-120 km setiap harinya.
Papadimitriou menyebrang melewati Inggris, Belanda. Ia juga menyusuri sungai Rhine di Jerman selama beberapa hari, melalui Austria dan Italia sebelum akhirnya naik kapal menuju pelabuhan Patras di Yunani. Dari sanalah ia mulai bersepeda menuju Athena.
Hingga pada 27 Juni ia tiba di rumah dan keluarganya telah menunggu dirinya untuk merayakan kedatangannya tersebut.
Ia mendirikan kemah atau menginap di rumah teman selama perjalanan
Selama perjalanannya, ia mendirikan kemah di ladang dan hutan. Terkadang ia juga bertemu dengan teman atau kenalannya yang menawarkan tempat untuk tidur dan mandi.
"Sebagai orang yang relatif hidup tertutup, saya terpaksa keluar dari zona nyaman saya dalam arti bahwa jika saya tidak melakukan beberapa hal, saya tidak akan punya tempat tinggal, saya tidak akan punya air," ujarnya.
"Itu memaksa saya untuk semacam berinteraksi dan akrab dengan orang-orang," tambahnya.
Advertisement