MUI Jateng Perbolehkan Salat Idul Adha Berjemaah di Masjid

Untuk jemaah yang mengikuti Salat Idul Adha di musala haruslah warga yang tinggal di sekitarnya

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2020, 16:00 WIB
Umat muslim menunaikan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (11/8/2019). Idul Adha 1440 Hijriah dirayakan secara nasional pada hari Minggu (11/8), serta dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban untuk dibagikan kepada warga. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Semarang - Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah mengizinkan masyarakat melaksanakan Salat Idul Adha 1441 Hijriah berjamaah di masjid dan musala dengan tetap menerapkan protokol kesehatan serta pembatasan jumlah jamaah.

"Jumlah jamaahnya harus dibatasi, serta mutlak menerapkan protokol kesehatan," kata Ketua MUI Jawa Tengah Kiai Haji Ahmad Darodji di Semarang, Rabu.

Ia mencontohkan, Masjid Raya Baiturrahman, Kota Semarang, yang memiliki kapasitas sampai 3.000 orang lebih, nantinya jemaah yang bisa ikut Salat Idul Adha hanya sekitar 750 orang, demikian juga di Masjid Agung Jawa Tengah dan masjid lainnya.

Untuk jemaah yang mengikuti Salat Idul Adha di musala haruslah warga yang tinggal di sekitarnya.

Menurut dia, diizinkannya Salat Idul Adha berjemaah pada saat pandemi COVID-19 itu untuk memenuhi keinginan masyarakat, terutama umat muslim.

"Kemungkinan yang diizinkan adalah masjid-masjid, bahkan kemungkinan membuka kesempatan pada musala-musala untuk menyelenggarakan karena orang ingin salat (berjemaah Idul Adha)," ujarnya, dikutip Antara.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Larangan Salat Idul Adha di Lapangan

Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha di halaman Masjid Raya Annur dengan kondisi kabut asap karhutla yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (11/8/2019). Terlihat warga mengenakan masker untuk mengantisipasi dampak buruk kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (Wahyudi/AFP)

Kendati demikian, MUI Jateng melarang pelaksanaan Shalat Idul Adha di lapangan atau tempat terbuka lainnya karena penerapan protokol kesehatan akan sulit dilakukan.

"Insyaallah tidak disarankan di lapangan-lapangan karena itu akan sulit membuat protokol kesehatan maupun jaga jaraknya," katanya.

Darodji mengharapkan masjid maupun musala yang akan dipakai untuk Shalat Idul Adha mendatang agar lebih dulu disemprot cairan disinfektan.

"Bahkan kalau masjid kita harapkan sebelumnya didisinfektan dulu. Tidak boleh ada karpet di situ, semua bawa sajadah sendiri. Dan diharapkan sudah siap wudu, meskipun di tempat (masjid atau musala) ada (tempat) wudu, cuci tangan, dan sebagainya itu," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya