Jokowi Sebut Kasus Corona Covid-19 Masih Terkendali hingga Apresiasi 5 Provinsi

Menurut Jokowi, negara-negara dunia saat ini sulit mengendalikan angka kasus positif virus Corona Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Jul 2020, 12:26 WIB
Presiden Joko Widodo. (Sumber: Instagram/jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali angkat bicara terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 di Indonesia.

Menurut Jokowi, negara-negara dunia saat ini sulit mengendalikan angka kasus positif virus Corona Covid-19. Untuk itu, dia meminta agar angka kematian akibat virus Corona ditekan.

"Target dunia itu sekarang bagaimana menekan angka kematian. Yang kedua, bagaimana tingkat kesembuhannya setinggi-tingginya. Dua ini yang sekarang dikejar oleh negara-negara di dunia," ujar Jokowi saat rapat bersama para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu, 15 Juli 2020, dikutip dari Setkab.go.id.

Tak hanya itu, Jokowi juga menegaskan, jumlah kasus virus Corona Covid-19 di Indonesia masih terkendali dengan jumlah penduduk yang ada.

Bahkan, menurut dia, Indonesia tidak masuk ke dalam 10 negara dengan kasus Corona Covid-19 tertinggi.

Berikut 5 pernyataan terbaru Jokowi terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tekan Angka Kematian

Presiden Jokowi fokus 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas khusus 8 provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua, (serta Kalsel) saat memimpin rapat terbatas COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020). (Dok Kementerian Sekretariat Negara)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan negara-negara dunia saat ini sulit mengendalikan angka kasus positif virus Corona Covid-19. Untuk itu, dia meminta agar angka kematian akibat virus corona ditekan.

Selain itu, dia juga ingin tingkat kesembuhan pasien corona ditingkatkan. Jokowi menyebut sejumlah negara kini berupaya mengejar dua hal tersebut.

"Target dunia itu sekarang bagaimana menekan angka kematian. Yang kedua, bagaimana tingkat kesembuhannya setinggi-tingginya. Dua ini yang sekarang dikejar oleh negara-negara di dunia," ujar Jokowi saat rapat bersama para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu, 15 Juli 2020 dikutip dari Setkab.go.id.

"Karena apa, mengendalikan Covid-19-nya, kasus positifnya sangat sulit, penekanannya ada di dua hal itu," imbuh dia.

Menurut dia, akan lebih bagus apabila daerah juga menekan kasus positif Corona sambil menurunkan angka kematian dan meningkatkan jumlah pasien yang sembuh. Meski begitu, Jokowi mengakui tiga hal tersebut bukanlah hal yang mudah dilakukan.

"Bukan barang yang gampang tapi sekali lagi, ini bukan barang yang gampang," kata Jokowi.

 


Kasus Corona Covid-19 di Indonesia Masih Terkendali

Presiden Joko Widodo merapihkan masker yang digunakannya saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Dalam kunjungannya Jokowi memastikan Rumah Sakit Darurat siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Jokowi menilai jumlah kasus virus Corona Covid-19 di Indonesia masih terkendali dengan jumlah penduduk yang ada.

Bahkan, kata dia, Indonesia tidak masuk ke dalam 10 negara dengan kasus Covid-19 tertinggi.

Menurut Jokowi, kasus positif corona di Amerika Serikat, Brazil, India, hingga Rusia jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Padahal, Indonesia masuk ke dalam 5 negara dengan jumlah populasi terbanyak.

"Negara kita ini masuk 5 besar penduduk terbanyak. Tetapi kalau dilihat 10 negara dengan kasus tertinggi, kita tidak masuk di dalamnya. Tadi Amerika (Serikat) 3,4 (juta), Brasil 1,8 (juta), India 906 ribu, Rusia 739 ribu, Peru 326 ribu," ujar Jokowi.

"Artinya, kita berada pada posisi yang masih bisa kita kendalikan," sambung dia.

 


Minta Kepala Daerah Ubah Cara Kerja

Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi pun meminta para gubernur lebih bekerja keras menekan kasus positif Corona di tanah air.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini ingin para gubernur mengubah cara kerja menjadi lebih sederhana dan cepat di tengah krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi Corona.

"Manajemen krisis harus betul-betul kita lakukan. Ajak aparat kita di bawah kita, untuk betul-betul bekerja extraordinary, enggak bisa kita dalam situasi seperti ini kita kerja normal-normal, dalam situasi seperti ini kita kerja biasa-biasa, enggak bisa," ujar Jokowi.

"Dari channel ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari channel yang cara kerja bertele-tele, rumit ke cara-cara kerja yang cepat dan sederhana. Semuanya harus diubah seperti itu," sambung dia.

 


Tetap Beri Sanksi Masyarakat Tak Pakai Masker

Presiden Joko Widodo mengenakan masker saat meninjau ruang perawatan Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Jokowi memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. (Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool)

Kemudian, Jokowi akan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) yang mengatur tentang pemberian sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan virus Corona Covid-19.

Dengan adanya sanksi tersebut, masyarakat diharapkan dapat disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, menjaga jarak, dan tak berkurumun.

"Memang harus diberi sanksi. Kalau ndak, masyarakat kita ini tidak memiliki kesadaran untuk pakai masker, untuk jaga jarak," kata Jokowi.

Dia menyebut Inpers tersebut dapat dijadikan sebagai payung hukum bagi setiap kepala daerah yang ingin menerapkan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan. Terkait sanksi yang diberikan, Jokowi menyerahkan kepada setiap gubernur.

"Kita serahkan kepada gubernur sesuai dengan kearifan lokal masing-masing, mengenai sanksi ini," ucap dia.

Jokowi mengatakan, Jawa Barat telah membuat aturan pemberian sanksi kepada pelanggar protokol kesehatan sudah diterapkan di Jawa Barat.

Sanksi yang diberikan kepada pelanggar yakni berupa denda sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

 


Apresiasi Provinsi Terbaik Tangani Virus Corona Covid-19

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan bilateral di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Jumat (28/4). (AP Photo / Bullit Marquez)

Jokowi mengapresiasi pengendalian virus Corona Covid-19 di sejumlah provinsi di Indonesia.

Jokowi menyebut lima provinsi terbaik dalam menangani penyebaran Covid-19 yakni Daerah Istimewa Yogyakarta, Bangka Belitung, Aceh, Sumatera Barat, dan Gorontalo.

Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu, 15 Juli 2020.

Lima provinsi tersebut dinilai berhasil mengendalikan kasus Corona berdasarkan parameter dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Dari seluruh parameter yang kita miliki, memang DIY (D.I. Yogyakarta) yang paling baik. Bangka Belitung juga masuk, ini yang 5 besar yang baik. Bangka Belitung, Aceh juga masuk. Ketiga, Sumbar juga masuk, dan Gorontalo," ujar Jokowi.

Selain lima provinsi itu, dia juga menilai penanganan Covid-19 di Papua Barat juga baik. Hal ini dilihat dari Papua Barat yang memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi dan jumlah pasien meninggal sedikit.

"Pengendaliannya yang sembuh banyak dan yang meninggal empat," ucap Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya