Liputan6.com, Jakarta Gubernur Banten Wahidin Halim menyarankan pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) untuk betul-betul memperhatikan protokol kesehatan seluruh penghuninya. Ini untuk menghindari terbentuknya kluster baru penyebaran virus Covid-19 di pesantren.
Wahidin mengaku, saat ini pihaknya kesulitan dalam berkomunikasi dengan pengelola pesantren di wilayahnya. Sebab, mayoritas pesantren sudah mengaktifkan kembali kegiatan belajar mengajar dan memasukan para santrinya di dalam Ponpes.
Advertisement
"Ini jadi permasalahan kita semua, termasuk Kabupaten Tangerang. Tadi kita tetap mengingatkan aktivitas pertemuan itu sedapat mungkin memperhatikan physical distancing, artinya tatap muka itu harus dihindari," kata Wahidin Halim di Puspemkot Tangerang, Kamis (16/7/2020).
Dia juga menuturkan, pihaknya terus mengingatkan semua pihak untuk membatasi aktivitas yang mengundang keramaian, termasuk kegiatan pendidikan.
"Pernyataan saya seolah sekolah boleh dibuka enggak, saya bilang pada daerah-daerah tertentu yang memang kesulitan pada hal komunikasi secara terbatas menata sekolah itu," ujarnya.
Belajar di Rumah
Namun, dia tetap menegaskan, penyelenggaraan sekolah di wilayah Provinsi Banten mulai TK hingga SMP belum dapat dilakukan tatap muka. Sebab, pada tingkatan tersebut, penularan covid-19 amatlah beresiko tinggi.
"Kita melihat, siswa di tingkat TK, SD, hingga SMP itu punya resiko. Pemprov sesuai kewenangan, 2020 akhir, yakni pada Bulan Desember," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, pada prinsipnya seluruh sekolah yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kota Tangerang belum diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka. Sehingga, para siswa melakukan belajar online dari rumah.
"Kalau sekolah yang ada di naungan Pemkot Tangerang tidak dianjurkan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tatap muka," tegasnya.
Advertisement