KSAD Temui Dokter dari Unair Bahas Penanganan Covid-19 di Secapa AD

Jenderal TNI Andika Perkasa berharap proses uji kilinis ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik.

oleh Muhammad Ali diperbarui 16 Jul 2020, 17:52 WIB
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa memberi keterangan pers terkait taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zenz Allie di Mabes AD, Jakarta, Selasa (13/8/2019). Menurut Andika, Enzo berpegang teguh kepada Pancasila. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengadakan pertemuan dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Dr. Purwati dr., Sp.PD., terkait perkembangan pelaksanaan uji klinis anti Covid-19, kerja sama antara TNI AD, UNAIR dan BIN yang melibatkan Perwira Siswa Sekolah Calon Perwira AD yang terpapar virus sebagai objek uji coba.

Jenderal TNI Andika Perkasa berharap proses uji kilinis ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Ia merasa segala upaya yang dilakukan TNI AD, UNAIR, juga BIN melalui proses ini merupakan jalan dari Tuhan untuk mempercepat penanganan Covid-19.⁣

"Pertemuan dengan dr Purwati selaku Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan stem cell Unair membahas langsung perkembangan pelaksanaan uji klinis anti Covid-19 di Secapa AD," kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/7/2020).

Dalam pertemuan tersebut, dr. Purwati menjelaskan dari 867 pasien Perwira Siswa, telah didapatkan hasil sebanyak 200 orang yang sudah dilakukan pengecekan laboratorium dan ECG. Ia melanjutkan, dari 200 orang terdapat 160 orang yang memenuhi syarat untuk dilakukan pemberian obat yang dibagi dalam enam kelompok.

"Pembagian kelompoknya berdasarkan ketersediaan obat, karena yang lainnya menyusul. Untuk 6 kelompok ada yang 25, ada yang 40, ada yang 27. Insya Allah obat lainnya menyusul hari ini," ujar dr Purwati.

Ia menambahkan, mengenai pembagian kelompok, Badan POM memberikan syarat dan pedoman untuk membagi 116 orang dalam setiap kelompok yang akan diberikan kombinasi obat, sehingga total yang diperlukan dalam uji klinis anti Covid-19 ini sebanyak 696 orang.⁣

Dokter Purwati melanjutkan, dari enam kelompok tersebut terdapat kelompok kontrol yang akan diberikan obat antibiotik dan obat supportif, bukan obat kombinasi seperti kelompok lainnya.⁣

Masih dijelaskan dr. Purwati, pemberian obat dilakukan setiap hari hingga hari ketujuh atau hari ke 14, tergantung hasil pengecekan SWAB, masih positif atau sudah menjadi negatif. Selain itu terdapat parameter lain yang dijadikan pedoman dalam uji coba pemberian obat, yakni parameter klinis dan parameter laboraturium.⁣

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Covid-19 Rusak Paru-Paru

Lebih lanjut dokter Purwati menjelaskan, untuk pengecekan SWAB dilakukan di hari pertama, ketiga dan ketujuh. Untuk pengecekan lab di hari pertama dan ketujuh, serta pengecekan thorax di hari pertama, ketujuh, dan ke-14.⁣

Mengenai pengecekan thorax di hari ke-14, dokter Purwati mendapat masukan dari pihak RSPAD karena untuk perbaikan pneumoni di hari ketujuh belum sempurna.

"Covid ini akan merusak jaringan paru-paru, sehingga tidak akan cepat menghilang. Kami di RSPAD bisa mengevaluasi di hari ketujuh dan bila diperlukan di hari ke-14. Kadang di hari ke-14 pun belum langsung membaik, ada beberapa pasien yang sampai tiga sampai empat minggu. Walaupun secara klinis sudah membaik dan swab sudah negatif, hasil lab yang normal, tapi foto thorax nya masih belum sempurna," jelas dr. Yongkie, perwakilan RSPAD.

Jenderal TNI Andika Perkasa berharap proses uji kilinis ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Ia merasa segala upaya yang dilakukan TNI AD, UNAIR, juga BIN melalui proses ini merupakan jalan dari Tuhan untuk mempercepat penanganan Covid-19.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya