Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Berhati-Hati

Pelaku pasar harus berhati-hati dalam transaksi pada hari ini menyusul penurunan tajam di bursa saham China.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Jul 2020, 09:00 WIB
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia bergerak beragam di awal perdagangan Jumat ini. Bursa China anjlok dalam atau lebih dari 4 persen pada perdagangan Kamis kemarin.

Mengutip CNBC, Jumat (17/7/2020), bursa saham Jepang bergerak campuran. Kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di level 22.810. Sedangkan mitranya di Osaka ada di 22.750.

bursa saham di Australia tergelincir di pembukaan, dengan kontrak berjangka SPI di 5.990, dibandingkan dengan S&P/ASX 200 yang terakhir ditutup pada 6.010,90.

Ekonom National Bank of Australia Tapas Strickland mengatakan, sepertinya pelaku pasar harus berhati-hati dalam transaksi pada hari ini menyusul penurunan tajam di bursa China kemarin bersama.

"Selain itu, angka pengangguran di AS juga harus menjadi perhatian investor bursa saham," tulis dia dalam catatannya.

Departemen Tenaga Kerja AS merilis data bahwa angka klaim pengangguran di AS mencapai 1,3 juta untuk pekan yang berakhir 11 Juli. Jumlah tersebut di atas ekspektasi yaitu 1,25 juta.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Wall Street Anjlok, Saham-Saham Teknologi Terhempas

Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Di AS, Wall Street tenggelam pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta).

Indeks acuan Dow Jones anjlok lebih dari 100 poin dan menghentikan kenaikan 4 hari berturut-turut. Saham Microsoft tertekan.

Bursa saham AS jatuh didorong oleh saham-saham di sektor teknologi. Pelaku pasar tengah mencerna sejumlah data ekonomi yang baru saja dirilis pemerintah.

Mengutip CNBC, Jumat (17/7/2020), Dow Jones Industrial Average turun 135,39 poin atau 0,5 persen menjadi 26.734,71 dan mengakhiri kenaikan beruntun dalam empat hari.

S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 3.215,57 dan Nasdaq Composite melemah 0,7 persen ditutup pada 10.473,83.

Saham Microsoft dan Apple masing-masing turun lebih dari 1 persen. Amazon turun 0,3 persen. Berbeda, saham Netflix naik 0,8 persen.

Investor di Wall Street percaya bahwa saham-saham teknologi mampu membukukan kinerja terbaik di pasar saham tahun ini karena investor melihat model bisnis mereka dapat menahan perlambatan ekonomi karena virus Corona.

Namun, mereka telah berjuang minggu ini. Netflix turun lebih dari 3 persen minggu sampai saat ini. Facebook, Amazon, Alphabet dan Microsoft juga turun selama periode waktu yang sama.

Analis Wedbush Dan Ives menjelaskan, selama beberapa hari ke depan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Wall Street akan melaporkan kinerja mereka.

“Ini akan menjadi minggu yang sangat penting bagi investor untuk mengukur bagaimana model bisnis yang bisa bertahan dalam badai Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya