Menristek Dorong LBM Eijkman Tingkatkan WGS untuk Virus Corona COVID-19

Menristek menyebut bahwa pengiriman WGS dari Indonesia masih tertinggal dari China dan India

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Jul 2020, 12:00 WIB
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (oranye) muncul dari permukaan sel (hijau) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong agar Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman meningkatkan hasil pengurutan genom virus atau whole genome sequencing (WGS) untuk virus corona COVID-19.

Dalam konferensi persnya di LBM Eijkman, Jakarta kemarin (16/7/2020) sore, Bambang mengatakan bahwa terkait WGS, Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara lain.

"Sampai saat ini baru 16 WGS yang sudah disampaikan ke GISAID. Itu secara jumlah kalah jauh dibandingkan negara-negara lain, termasuk India dan China. Secara proporsional pun kita masih ketinggalan," kata Bambang, ditulis Jumat (17/7/2020).

Bambang mengatakan, mengingat peran besar LBM Eijkman dalam penanganan dan riset terkait COVID-19 di Indonesia, mereka diminta harus mampu melakukan manajemen berbagai kegiatan yang dilakukannya.

"Harus pintar-pintar melakukan manajemen untuk berbagai kegiatan yang dilakukan secara paralel, tujuannya sama COVID-19, tapi ada beberapa kegiatan yang tentu ada batasan penelitinya," kata Bambang.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Pengerjaan Memakan Waktu

Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (oranye) muncul dari permukaan sel (abu-abu) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Ketika berbincang dengan Health Liputan6.com beberapa waktu lalu, Direktur LBM Eijkman menjelaskan bahwa mereka telah mengirimkan 10 WGS dari virus corona SARS-CoV-2 ke GISAID. Sisanya berasal dari Universitas Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Amin berharap bahwa hingga sekitar pertengahan Agustus, Eijkman bisa mengirimkan 100 WGS ke GISAID.

"Kami harapkan dua bulan ini," kata Amin pertengahan Juni yang lalu. "Karena mengerjakan 10 atau 20 sequence itu memakan waktu juga," ujarnya.

Selain studi untuk WGS, LBM Eijkman seperti yang telah diketahui juga berperan dalam memimpin konsorsoium vaksin untuk pengembangan vaksin COVID-19 yang dibuat di Indonesia. Adapun, vaksin ini dinamakan vaksin merah putih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya