Penyebab Stroke dan Penanganan yang Tepat

Ada dua penyebab stroke, yaitu stroke perdarahan (Haemorhagic CVD) dengan insidensi 25 persen stroke iskemik atau penyumbatan (Non Haemorrhagic CVD) 75 persen.

oleh stella maris pada 17 Jul 2020, 10:45 WIB
Ilustrasi stroke/Shuuterstock.

Liputan6.com, Jakarta Stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi. Berdasarkan studi epidemiologi, stroke penyebab utama dari disabilitas kronis terdapatnya gangguan sirkulasi darah non traumatik yang terjadi secara akut pada suatu fokal area di otak, hingga mengakibatkan gangguan fungsi neurologis fokal maupun global.

Gejala klinisnya mulai dari rasa baal, kelemahan, sampai kelumpuhan anggota gerak, nyeri kepala, bicara pelo, kehilangan keseimbangan hingga pandangan kabur. Peningkatan gejala terjadi sesuai pertambahan usia dan jenis kelamin yang didominansi pria dibanding wanita.

Ada dua penyebab stroke, yaitu stroke perdarahan (Haemorhagic CVD) dengan insidensi 25 persen stroke iskemik atau penyumbatan (Non Haemorrhagic CVD) 75 persen.

Ada dua penyebab stroke.

Dokter Spesialis Bedah Saraf, Syafrizal Abubakar dari RS EMC Sentul menjelaskan, faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan risiko yang beragam. Mulai dari hipertensi, merokok, kadar lipid darah, alkohol, antiplatelet therapy, herediter, dan stres.

Oleh karena itu, cara terapi stroke perdarahan dapat dilakukan dengan: 

  • Menetapkan diagnosis ischemia serebri dan etiologinya secepat mungkin
  • Menyadari bahwa ada suatu periode waktu dimana ischemia masih reversible, merencanakan strategi pemeriksaan dan terapi atas dasar tersebut
  • Pemberian terapi spesifik sesuai dengan pathogenesis ischemia
  • Mencari dan penanganan keadaan-keadaan lain yang memperberat kondisi ischemia

Stroke Iskemik atau Penyumbatan (Non Hemoragik)

Golongan stroke ini didominasi oleh kelompok usia menengah dan dewasa tua yang kebanyakan berkaitan erat dengan kejadian arterosklerosis (trombosis) dan penyakit jantung (emboli).

dr Syafrizal menjelaskan, oklusi atau penyumbatan pembuluh darah otak dapat disebabkan oleh emboli, trombus antegrad atau penyakit intrinsik pembuluh darah otak sendiri.

 

Dokter Spesialis Bedah Saraf, Syafrizal Abubakar dari RS EMC Sentul.

Sementara arterosklerosis berupa suatu plak akumulasi endotel, sel intima, sel otot polos dan lipid (kolesterol dan kolesterol ester). Nah plak inilah yang akan menyebabkan penyempitan lumen arteri.

Bahkan dapat juga menyumbat secara total, akibat gumpalan bekuan darah yang stagnasi di lokasi tersebut. Sehingga menjadikan suatu infark pada ujung distalnya.


Stroke Perdarahan (Hemoragik)

Stroke Perdarahan (Hemoragik).

Ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan angka penderitanya cenderung meningkat akibat dari gaya hidup tidak sehat. Penyebab stroke pendarahan atau sroke hemoragik karena adanya satu atau lebih kebocoran pembuluh darah dalam otak yang menyebabkan jaringan otak disekitarnya tertekan.

Penyebab utamanya adalah hipertensi dan kelainan pembuluh darah lain seperti seperti AVMs, Aneurysma, trombosis sinus, serta pengonsumsian obat anti koagulan, gangguan hemoragik, infark cerebral hemoragik, perdarahan tumor otak.

Stroke Perdarahan (Hemoragik).

Stroke pendarahan umumnya lokasi Putamen dan Kapsula Interna, Thalamus, Substansia Alba, Hemisfe cerebri dan Pons. Maka jika muncul gejala seperti kesadaran yang menurun, defisit neurologis yang menetap, gangguan kesadaran yang menetap, keluhan nyeri kepala yang menetap, adanya serangan kejang, dan kaku kuduk dilakukan pemeriksaan CT-Scan atau MRI.

Terapi yang dapat dilakukan meliputi operatif dan non operatif. Nah jika Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut, dapat langsung ke RS EMC Sentul dan melakukan konsultasi dengan dr. Syafrizal Abubakar, Sp.BS setiap Senin pukul 10.00-13.00 WIB dan Kamis pukul 12.00-15.00 WIB.

Sekadar informasi, dr Syafrizal adalah salah satu ahli bedah saraf yang melakukan penanganan khusus seperti minimally invasive neurosurgery. Minimally Invasive merupakan prosedur pembedahan seminimal mungkin melalui rongga, kulit atau pembukaan tubuh, sehingga dampak pembedahan juga bisa diminimalkan.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya