Liputan6.com, Jakarta - Menjalani hubungan jarak jauh tidak mudah, makin berat lagi ketika terjadi pandemi COVID-19. Rasa kesal dan cemas kerap menghantui pasangan yang beda provinsi atau pulau bahkan benua karena sulit bertemu.
Tidak ada yang tahu kapan pandemi COVID-19 selesai. Ketidakpastian ini yang membuat banyak orang merasa sulit melaluinya, terlebih pada pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh seperti disampaikan konselor hubungan dari Penney Murphy and Associates, Marcie Dupuis.
Advertisement
Jarak jauh membentang antara Anda dan si Dia tapi sulit untuk bertemu menimbulkan rasa kesal. Tak heran bila kerap timbul percekcokan dalam hubungan.
"Orang yang menjalani hubungan jarak jauh kerap cemas, cemburu yang akan mengarah ke rasa marah karena jarak yang berjauhan," kata Dupuis.
Sabar adalah kunci ketika menghadapi pasangan yang rasa-rasanya mengalami perubahan sikap.
"Buatlah diri lebih sabar, dan sabarlah juga kepada pasnagan jika Anda dan atau dia menunjukkan perilaku tidak biasa, ini karena berada dalam situasi yang tidak normal," tutur Dupuis seperti melansir Global News.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Kunci: Komunikasi
Selain sabar, kunci dalam menghadapi hubungan jarak jauh adalah komunikasi. Lewat teknologi yang sudah ada, Anda dan dia bisa menelepon atau berkirim pesan.
Bicarakan mengenai harapan serta ekspektasi dalam menjalani hubungan jarak jauh di saat ini.Dupuis mencontohkan, dengan komunikasi yang baik, Anda dan dia bisa saling menelepon di waktu-waktu tertentu. Lalu, merencanakan 'nonton bareng' sebuah film.
"Jika tidak membicarakan mengenai harapan masing-masing, hubungan bakal penuh dengan argumen," tutur Dupuis.
Advertisement