Liputan6.com, Jakarta Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menyatakan, ada beberapa sektor industri yang diperkirakan mengalami pemulihan lebih lambat meski masa kenormalan baru sudah diterapkan.
Sektor tersebut, sebagaimana dikutip dari paparan Aviliani, ialah otomotif, minyak dan gas, properti/konstruksi, consumer, electronik, mal dan ritel, olahraga, hiburan dan MICE.
Advertisement
"Sektor-sektor industri tersebut yang sedang turun sekarang, ketika new normal belum tentu naik, belum tentu terjadi peningkatan pendapatan secara otomatis," ujar Aviliani dalam diskusi daring, Jumat (17/7/2020).
Aviliani menjelaskan, ketika masa normal baru diterapkan, pasar masih akan berfokus pada kebutuhan primer seperti pangan dan kesehatan. Sedangkan sektor-sektor industri tadi masih tergolong sekunder, sehingga diperkirakan tidak bisa meningkat signifikan dalam jangka waktu dekat.
"Ini berat untuk tumbuh dalam waktu pendek," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Namun begitu, terdapat juga model bisnis yang beralih dan justru mendapat keuntungan yang lebih besar atau windfall. Bila pengusaha melakukan inovasi dan kreatifitas sesuai dengan perubahan perilaku konsumen, maka industri akan mampu bertahan.
Sementara, industri perbankan, pendidikan, agrikultur, manufaktur dan asuransi termasuk ke dalam sektor moderat. Lalu, industri makanan dan minuman, telemedicine, media dan telco, streaming service, pesan antar, logistik dan home fitness diperkirakan akan cepat pulih begitu new normal diterapkan.
Advertisement