Ma'ruf Amin Ingatkan Ulama Jangan Sepelekan Covid-19

Ma'ruf mengatakan, angka kenaikan penyebaran dan penderita Covid-19 terus meningkat karena masyarakat tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

oleh Mevi Linawati diperbarui 17 Jul 2020, 19:23 WIB
Wapres Ma'ruf Amin memberikan pidato sekaligus menutup Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Kegiatan tersebut untuk mensinergikan program-program pemerintah pusat dengan daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan para ulama untuk tidak menganggap remeh Covid-19. Apalagi sampai menganggap pandemi tersebut merupakan rekayasa atau konspirasi dari kelompok elite tertentu.

Hal itu disampaikan Ma'ruf Amin usai makan siang bersama para ulama dan perwakilan pengurus organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan Islam di Istana Wapres Jakarta, Jumat (17/7/2020).

"Saya harap jangan ada yang menganggap ini tidak berbahaya. Bahaya ini sudah jelas, sudah diyakini dan itu sudah menimpa seluruh dunia, termasuk kita. Jangan ada di antara kita yang kemudian mempersoalkan apakah ini konspirasi atau rekayasa," kata Ma'ruf, seperti dilansir Antara.

Para pemuka agama dan ulama harus mementingkan keselamatan umatnya, khususnya di masa pandemi dengan menyerukan pentingnya mematuhi protokol kesehatan untuk meminimalkan penyebaran Covid-19.

"Yang kita hadapi sekarang adalah menyelamatkan umat atau himayatul ummah dari dharar pandemik ini. Tugas ulama itu kan dua, membangun kemaslahatan dan kemanfaatan; nah sekarang kita sedang dihadapkan pada bahaya Covid-19 ini," tutur Ma'ruf.

Dia mengatakan, angka kenaikan penyebaran dan penderita Covid-19 di Indonesia terus meningkat karena masyarakat tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Padahal, protokol kesehatan itu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Minta Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Petugas medis melakukan tes usap (swab test) ke pedagang Pasar Karang Anyar di Jakarta, Kamis (26/6/2020). Tes swab dengan metode PCR dilakukan secara masif setelah adanya pelonggaran PSBB, terutama di wilayah yang berpotensi tinggi menjadi tempat penularan Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan tersebut, lanjut Ma'ruf, maka fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dapat segera diakhiri dan menuju masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Semula memang kita melihat ada penurunan. Oleh karena itu, pemberlakuan apa yang dulu kita sebut new normal dan sekarang adaptasi kebiasaan baru, itu untuk menangani masalah ini. Kenapa ini masih naik? Karena kurang disiplinnya masyarakat dalam menaati protokol kesehatan," jelas dia.

Oleh karena itu, Ma'ruf meminta para ulama dan pemuka agama untuk terus mengingatkan umatnya agar mematuhi protokol kesehatan.

Dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan, maka rantai penyebaran Covid-19 dapat diputus sembari menunggu vaksin dan obat untuk Covid-19 diproduksi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya