Liputan6.com, Jawa Barat - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat menyatakan siap memfasilitasi tes masif bagi institusi pendidikan kenegaraan. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, alasannya tes tersebut menjadi salah satu cara pemerintah mengendalikan sebaran COVID-19.
Advertisement
Ridwan Kamil mengaku seluruh kebutuhan tes masif yang diperlukan oleh institusi pendidikan kenegaraan akan dipenuhi. Syaratnya hanya satu, lokasinya berada di Jawa Barat.
"Selama masuk teritorial Jabar semua boleh tersentuh dukungan kami. Itulah kenapa dalam situasi seperti ini yang dibutuhkan adalah fasilitas pengetesan COVID-19," kata Kamil dalam keterangan resminya di Bandung, Sabtu, 18 Juli 2020.
Kamil menyatakan saat ini berbagai inovasi alat pengetesan COVID-19 terus dikembangkan, selain alat bantu pernapasan berupa ventilator. Sejumlah perguruan tinggi di Jabar konsisten melahirkan inovasi dalam penanganan COVID-19.
Kamil mencontohkan Universitas Padjadjaran (Unpad) tengah mengembangkan Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0. Rapid test COVID-19 yang umum mendeteksi antibodi, dan Deteksi CePAD ini mendeteksi antigen. Maka, Deteksi CePAD dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.
"Satu kelebihan Jabar yang saya banggakan semua industri teknologi berkumpul di sini dan disaat pandemi ini mereka memproduksi alat perang melawan COVID-19 seperti produksi ventilator, PCR, APD dan alat rapid test," kata Ridwan Kamil.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Penanganan Corona di Jawa Barat
Penanganan COVID-19 di Jabar berjalan optimal kata Kamil, apabila penguatan koordinasi semua pihak mesti dilakukan. Selain itu, kedisiplinan masyarakat dalam terapkan protokol pun mesti ditingkatkan.
Sementara itu Komandan Sesko TNI Marsekal Madya TNI Dedy Permadi melaporkan, terdapat 170 siswa di institusi pendidikan kenegaraan yang dipimpinnya. Rinciannya, 74 siswa dari TNI AD, 39 TNI AL, 36 TNI AU, 17 kepolisian dan empat siswa dari luar negeri. Sebelum menjalani proses pendidikan, semua siswa menjalani rapid test dan hasilnya nonreaktif.
"Namun, pada saat datang ke sini, kami tes lagi dengan metode PCR yang difasilitasi oleh Gugus Tugas Jabar. Ada enam orang terkonfirmasi positif COVID-19," kata Dedy.
Sedangkan siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 ungkap Dedy, sudah mendapat penanganan sesuai protokol kesehatan. Saat ini, tiga di antaranya sudah dinyatakan negatif. Sementara tiga siswa lainnya dirawat di dua rumah sakit di Kota Bandung.
Dedy mengapresiasi konsistensi Gugus Tugas Jabar dalam menangani COVID-19, terutama soal fasilitas tes masif. Dedy memastikan, proses pendidikan di institusi yang dipimpinnya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Atas nama lembaga, terima kasih atas bantuannya, sampai saat ini kami sudah tiga kali melaksanakan swab test, kami juga tidak mau ada klaster baru disini. Panglima TNI juga sangat keras mengingatkan untuk tidak lengah," kata Dedy.
Advertisement