Cerita Sandiaga Uno Bangkit Saat Krisis Moneter 1998

Setelah diberhentikan dari tempatnya bekerja, Sandiaga berupaya melamar ke tempat lain. Namun karena kondisi krisis tidak ada lowongan pembukaan lapangan kerja.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 20 Jul 2020, 05:46 WIB
Sandiaga Uno dan istrinya, Nur Asiah saat berbincang dengan Daniel Mananta. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Politisi Gerindra Sandiaga Salahudin Uno dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses Indonesia. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Sandi pernah merasakan masa-masa susah. Bahkan dia pernah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tempatnya bekerja pada saat terjadinya krisis moneter pada 1997-1998.

"Kami harus merasakan di-PHK tahun 1997 pada saat terjadinya krisis tahun 97-98,” cerita Sandi yang ditemani istri, Mpok Nur saat berbincang dengan presenter yang juga produser film, Daniel Mananta, Sabtu (18/7/2020).

Setelah diberhentikan dari tempatnya bekerja, Sandiaga kemudian berupaya melamar ke tempat lain. Namun karena kondisi krisis dan hampir semua perusahaan bangkrut sehingga tidak ada lowongan pembukaan lapangan kerja.

Akhirnya, Sandiaga pun memutuskan untuk berwirausaha dan merintis bisnis. Meskipun pada awalnya Sandi mengaku ragu dikarena dirinya tidak memiliki pengalaman dalam berwirausaha.

“Setelah PHK mulai banting setir bikin usaha sendiri konsultan keuangan. Di situ awal karier dan memulai lagi dari nol. Saya tidak percaya bisa menjadi menjadi entrepreneur. Dan Mpok Nur ini yang selalu memberikan semangat," ujar Sandi.

Sandi dan keluarga kala itu belum memiliki rumah. Bahkan untuk memulai usaha pun Mpok Nur harus menjual cincin miliknya yang merupakan pemberian orangtua.

"Dia (Mpok Nur) yang berinisiatif menjual cincin dari orang tuanya untuk membiayai supaya kita bisa menyewa rumah, dan untuk modalin usaha," kata Sandi.

Pelan tapi pasti, bisnis konsultan keuangan yang dirintis Sandi pun merangkak naik. Dan klien pertama yang menggunakan jasa konsultan keuangan Sandiaga adalah perusaan Jawa Pos Grup, milik Dahlan Iskan.

Meski awalnya dia anggap sangat sulit, namun karena semangat dan dorongan sang Istri akhirnya Sandi berhasil melakukan strukturisasi keuangan perusahaan tersebut sebagai klien pertamanya.

"Kita berhasil restrukturisasi keuangan perusahaan tersebut," jelas Sandiaga.


Utang Bank

Sandi juga mengaku pernah memiliki utang yang besar di bank. Dimana waktu sebelum krisis 1998 dia turut berinvestasi di pasar modal dan memiliki income yang besar. Namun untuk terus mengembangkan usaha ini butuh modal tambahan. Maka dia memutuskan meminjam dana di bank dengan jaminan rumah mertua.

"Investasi, joblos semua, kehilangan semua, dan hutang pada bank. Yang bikin repot itu yang jadi jaminan aset keluarga,” curhat Sandi.

Berkaca dari kisah hidupnya tersebut, Sandiaga mengingatkan kepada semua orang termasuk anak muda korban PHK agar bersabar dan memanfaatkan momentum ini untuk berwirausaha.

"Krisis itu membuat lebih siap. Ini krisis yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Badai pasti berlalu. Terus kerja keras. Buat yang PHK mungkin ini jalan yang sama seperti yang saya hadapi 20 tahun lebih yang lalu, kesempatan mereka membuka usaha, mencari peluang,” kata Sandi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya