Liputan6.com, Kupang - Peternakan sapi memiliki peran ekonomi dan sejarah khusus di Kupang, NTT. Namun, sejak NTT dilanda virus corona, usaha ternak lesu.
Lukas Tefa, peternak sapi asal desa Oinlasi, Kabupaten Kupang berkeluh kesah. Penerapkan pembatasan sosial sejak Maret 2020, berdampak pada lalu lintas perdagangan komoditas antar pulau, tak terkecuali sapi.
Hal itu membuat dirinya tak berpenghasilan dan tidak dapat menafkahi keluarga dari usaha peternakan yang biasa dijalankannya.
"Kami bingung ternyata dampak Covid-19 ini sampai membuat pemberangkatan kapal dibatasi bahkan ditutup. Otomatis ternak sapi kami tidak bisa dijual ke daerah tujuan," keluhnya kepada wartawan, Minggu (19/7/2020).
Baca Juga
Advertisement
Keluhan yang sama juga dirasakan oleh ribuan peternak sapi lain di Kota yang berjuluk “Kota Kasih” itu. Benar saja, kehidupan masyarakat NTT, khususnya Kupang sangat erat dengan peternakan sapi.
Jika daerah lain mendatangkan hingga mengimpor kebutuhan sapi, Kupang justru sebaliknya. Mereka mengirim kebutuhan sapi ke berbagai daerah di Indonesia.
Tercatat dalam sejarah, bahwa sejak tahun 1938 peternak dari NTT telah mengirim sapi ke Hong Kong sebanyak 3.000 ekor. Hal itu terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya hingga saat ini berfokus untuk memenuhi kebutuhan sapi dalam negeri.
Hal yang agaknya menjadi nilai historis dan istimewa bagi masyarakat kota tersebut sehingga memelihara dan beternak sapi memiliki keistimewaan khusus.
Peternakan sapi merupakan komoditas unggulan di NTT khususnya Kupang. Tercatat pada Tahun 2019 sebanyak 80.440 ekor sapi dikirim keluar daerah untuk memenuhi permintaan kebutuhan daging sapi nusantara dimana lebih dari separuhnya dipasok dari Kupang.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kredit Perbankan
Tahun 2020 ini pemerintah mengevaluasi target pengiriman sapi sebesar 54 ribu ekor. Hal ini disebabkan kondisi tol laut (pengiriman komoditas melalui jalur laut) yang belum sepenuhnya terbuka dan penuh dengan ketidakpastian sebagai upaya penekanan penyebaran wabah virus corona di tanah air.
Hal ini membuat peternak gusar akan nasib perekonomian mereka. Sebab keluarga tetap membutuhkan nafkah dari hasil penjualan ternak.
Komoditas unggulan daerah ini tak lepas dari pengamatan BNI. Peternakan sapi memiliki peran ekonomis yang besar di masyarakat. Dengan potensi yang ada, BNI berinisiasi menyejahterakan masyarakat khususnya para peternak sapi dengan memberikan akses permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR).
KUR ternak diberikan oleh BNI dengan bekerjasama dengan BUMP yang membawahi peternak binaan serta berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten Kupang.
Sejak awal Tahun 2019, BNI KC Kupang aktif menggandeng peternak dan mendorong usaha mereka dengan akses permodalan. Membentuk klaster ternak sapi, BNI memberikan modal kerja kepada peternak dengan nilai rata-rata sebesar Rp21 juta per peternak untuk membeli tiga sapi muda.
Modal kerja tersebut oleh peternak yang kemudian dipantau oleh BUMP untuk dibeli sapi dan dirawat dalam program penggemukan. Jangka waktu pinjaman diberikan selama 12 bulan dengan estimasi sapi telah memperoleh bobot ideal yang cukup dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Rasa gusar yang sebelumnya menghantui para peternak lainnya kini perlahan sirna. Saat ini, pelabuhan Tenau yang menjadi lokasi pemberangkatan keluar daerah telah dibuka kembali setelah empat bulan ditutup atau membatasi pengiriman.
Kapal pengangkut yang mereka nanti-nantikan akhirnya telah bersandar pada hari Jumat pagi 17 Juli 2020. Di lokasi karantina sebanyak 576 ekor sapi telah siap untuk dikirim dan sesuai izin kuota sebanyak 550 ekor yang diberangkatkan ke Dumai, Riau.
Kerumunan orang, peternak, petugas pelabuhan, truk dan sapi yang dinaikkan ke kapal meramaikan sepanjang hari itu. Merupakan pemandangan yang telah lama dinantikan.
Advertisement
Denyut Nadi Ekonomi Bernama Sapi
Plt.Dinas Peternakan Kupang, Ray Tenggi menjelaskan, pemerintah selalu berupaya agar peternakan dan pengiriman dapat kembali hidup dan masyarakat sejahtera.
Nampak petugas BNI turut memantau aktivitas di Pelabuhan Tenau. Sebab, sekitar 200 peternak binaan mereka yang menerima KUR ternak siap untuk mengirimkan sapi-sapi mereka.
Ini merupakan kali kedua BNI membiayai dan melepas sapi dari peternak binaan mereka. Kali pertama adalah pada 2019 dengan hanya melibatkan sekitar 30 peternak.
Pemimpin Bidang BNI KC Kupang, Rumiris Evy Silvia Sitorus mengatakan, program pembiayaan KUR untuk peternakan sapi menjadi salah satu fokus BNI. Mengesampingkan bisnis, BNI melihat bahwa peternakan di Kupang adalah denyut ekonomi sebagian masyarakat.
Peternakan memiliki sejarah yang panjang, di satu sisi peternak sebelumnya dinilai kurang diperhatikan oleh perbankan.
"Hari ini kami membuktikan bahwa dengan kerjasama yang baik dari semua pihak, derajat dan ekonomi peternak telah kami angkat," ujarnya.
Pemimpin Bisnis Usaha Kecil 2 BNI, Bambang Setyatmojo mengatakan, Kupang merupakan salah satu bukti perhatian BNI kepada sektor peternakan.
"Di Kupang kami telah menyalurkan sebanyak KUR sebesar Rp.12.285 juta, kepada 585 peternak binaan. Hingga 30 Juni 2020 KUR peternakan telah disalurkan BNI sebesar Rp.234,05 Milyar kepada 2.909 debitur ternak. Hal ini menjadi salah satu fokus yang akan terus kami jalankan pada periode-periode berikutnya," ucapnya.