Liputan6.com, Jakarta Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) merupakan sektor yang menyumbang 60 persen perekonomian PDB (Produk Domestik Bruto) dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Meski demikian, UMKM juga menjadi salah satu sektor yang tergerus perekonomiannya di masa pandemi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Himpunan Bank Negara (Himbara) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI dan Kementerian Koordinator Perekonomian RI meluncurkan fasilitas digital lending untuk UMKM, yaitu digiKU atau Digital Kredit UMKM.
Advertisement
"UMKM adalah tulang punggung dan perekat ekonomi nasional dan kita hanya punya satu pilihan, yaitu menopang dan membantu pertumbuhan UMKM dari Sabang sampai Merauke," jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, dalam acara Peluncuran digiKU, Jumat (17/7).
"Program digiKU menjadi bukti nyata keberpihakan Himbara bagi pelaku UMKM dalam melakukan inovasi di tengah pandemi. Keselarasan data juga akan mempercepat pengajuan dan persetujuan kredit bagi UMKM hanya dalam 15 menit," tambah Luhut.
Dengan inovasi ini, digiKU akan menyalurkan modal finansial sebesar Rp4,2 triliun untuk satu juta UMKM yang ada dalam ekosistem digital. Apesiasi terhadap peluncuran digiKU juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.
"digiKU diharapkan bisa memberikan akses seluas-luasnya. Semoga platform ini digunakan oleh Himbara untuk menjangkau masyarakat luas, usaha atau industri kecil dan menengah, sehingga penyaluran KUR bisa disalurkan secara offline dan online," jelas Airlangga.
Peran digiKU untuk UMKM
digiKU merupakan layanan pinjaman modal bagi para pelaku UMKM sekaligus bagian dari gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Dengan adanya digiKU, Himbara membuka peluang besar bagi UMKM yang membutuhkan akses pembiayaan alias modal, lewat channel online ini.
Ketua Himbara yang juga Direktur BRI Sunarso menjelaskan bahwa produk digiKU memudahkan pelaku UMKM yang terdampak pandemi, bisa mendapatkan pinjaman modal dengan epat dan fully digital.
Tambahan modal yang diberikan bahkan bisa mencapai Rp20 juta dengan tenor atau jangka waktu pinjaman satu sampai 12 bulan.
Nantinya, kata Sunarso, pelaku UMKM juga akan dibantu untuk bermigrasi ke digital dengan one stop service, sekaligus bagaimana cara memasarkan produk agar tercipta demand yang besar. Hingga tata kelola keuangan yang terintegrasi pada platform ekosistem digital dan bank.
"Jadi kami siap merelokasi SDM di kantor untuk terjun mengerjakan administrasi ke lapangan menjadi penyuluh digital. Mengajarkan cara berbisnis dan cara transisi secara digital," jelas Sunarso.
(*)
Advertisement