Ekonomi Pulih, Waspada Inflasi di 2021

Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi tahun depan akan meningkat seiring dengan terjadinya pemulihan ekonomi

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2020, 14:45 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi tahun depan akan meningkat seiring dengan terjadinya pemulihan ekonomi di Tanah Air. Apalagi pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan berada pada kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di tahun depan secara otomatis akan meningkatkan daya beli masyarakat. Kondisi itu yang kemudian akan membentuk angka inflasi di 2021.

"Artinya akivitasnya udah ada, supply deman sudah mulai bergerak. Tentunya itu akan melihat inflasi di sana," jelas Destry dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Senin (20/7/2020).

Kendati begitu, dirinya tidak bisa menyebut berapa kisaran kenailan tingkat inflasi pada tahun depan. Namun, jika diklasifikasi berdasarkan sifatnya, kemungkinan tingkat inflasi yang dari sektor makanan akan sulit dikendalikan pada 2021.

"Kalau inflasi core, kita akan melihat dari aktivitas bisnis. Tapi yang sulit dikendalikan adalah inflasi yang sifatnya volatile food. Jadi inflasi yang berasal dari harga makanan," tuturnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Selanjutnya

Gubernur BI Perry Warjiyo (kanan) didampingi DGS Destry Damayanti memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pihaknya bersama pemerintah dan otoritas terkait juga terus akan melihat lebih dalam dari supply side atau ketersediaan yang berasal dari kebutuhan pokok. Apalagi sejauh ini sudah sudah ada tim pengendalian inflasi baik di daerah maupun pusat

"Kami bersinergi untuk sama-sama mengendalikan inflasi, itu satu hal risiko iya, tapi bagaimana mitigasinya sudah kami perhitungkan," pungkas Destry.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya