Relaksasi PSBB, Jumlah Pasien Suspect COVID-19 yang Dirujuk ke RSHS Meningkat

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan adanya peningkatan jumlah pasien suspect (terduga) COVID-19.

oleh Arie Nugraha diperbarui 20 Jul 2020, 19:00 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyiagakan 236 pegawainya saat masa mudik Lebaran 2018. (Foto: Dok. Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan adanya peningkatan jumlah pasien suspect (terduga) COVID-19. Peningkatan itu terjadi saat Pemerintah Jawa Barat melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi adaptasi kebiasaan baru (AKB) sehingga menimbulkan euforia di masyarakat.

Menurut Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung M. Kamaruzzaman, belum lagi ditambah beberapa klaster pasien COVID-19 yang terakhir terjadi di Sekolah Calon Perwira (Secapa) dan Sekolah Komando Angkatan Darat (Sesko AD) pada Juni lalu. Alhasil kata Kamaruzzaman, banyak warga sekitar komplek sekolah itu yang memeriksakan dirinya ke rumah sakit.

“Kalau untuk pasien positifnya sendiri di rumah sakit enggak terlalu banyak, malahan menurun sebenarnya. Kalau sekarang ini bulan Juli sekitar delapan, bulan Juni waktu itu 17 orang. Jadi menurun ya kan, jadi memang PDP positifnya yang naik. PDP positif tuh sudah 67 orang dari 22 pada bulan Juni peningkatannya. Itu karena yang dibilang tadi, mereka ada yang berkontak ria dengan orang - orang yang dinyatakan positif sehingga dia dinyatakan PDP pada saat itu,” ujar Kamaruzzaman dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Senin, 20 Juli 2020. 

Kamaruzzaman mengatakan meski ada peningkatan pasien terduga COVID-19 yang dirawat di RSHS, trend secara keseluruhan mengalami penurunan secara drastis. Kamaruzzaman menerangkan peningkatan pasien terduga COVID-19 terjadi dalam kurun waktu Februari - Maret 2020 mencapai 328 orang.

Namun memasuki Mei 2020 jumlahnya menjadi 31 orang pasien terduga COVID-19 sampai dengan bulan Juli 2020. Pada hari ini RSHS Bandung hanya menerima satu pasien terduga penyakit serupa.

“Kenaikan pasien terduga COVID-19 yang tidak signifikan, terjadi mulai bulan Juni. Seiring dengan penurunan PSBB itu, relaksasi PSBB di Kota Bandung itu dia naik lagi. Makanya kita harus berhati - hati lagi karena kita (jumlah kasus di Indonesia) sudah melewati Wuhan (Cina),” sebut Kamaruzzaman.

 


Terjadi Penurunan Kiriman Pasien Dibandingkan Juni 2020

Sementara itu Ketua Bidang Medis RSHS Bandung Zulfayanti menerangkan peningkatan jumlah pasien terduga COVID-19 itu merupakan hasil diagnosis instansi kesehatan lain saat dirujuk. Tetapi usai dilakukan diagnosis ulang di RSHS lanjut Zulfayanti, beberapa pasien bukan terpapar COVID-19.

Zulfayanti menyebutkan secara umum terjadi penurunan pengiriman jumlah total pasien dengan kecurigaan COVID-19 ke RSHS pada Juli 2020 dibandingkan pada Juni 2020. Total kunjungan kiriman pasien dengan kecurigaan COVID-19 pada Juni 2020 adalah 151 orang, sementara di Juli 2020 mencapai 119 orang.

“Nah dari 119 itu yang jadinya dirawat betul dengan kecurigaan ke arah COVID-19 itu hanya 67 orang. Jadi yang 52 orang yang dirujuknya PDP tetapi tidak dirawat di ruang COVID-19, namun di rawat diruangan biasa. Karena usai diperiksa ulang ternyata bukan COVID-19, tapi hanya dikirim (didagnosa) dengan rapid positif,” ucap Zulfayanti.       

Dari 52 pasien yang didiagnosis ulang, sebagian besarnya hanya dirawat di ruangan rawat biasa. Adapun pasien yang ternyata mengarah terpapar COVID-19, mereka bisa melakukan isolasi secara mandiri. (Arie Nugraha)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya