Liputan6.com, Manado - Ratusan calon dokter spesialis atau residen dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado menggelar aksi unjuk rasa di kampus itu, Senin (20/7/2020). Ada cerita menarik di balik aksi meminta penurunan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) tersebut.
"Kami sudah berbulan-bulan berada di garis depan penanganan pasien Covid-19, saat pandemi mulai ada di Sulut," ungkap Jacob Pajan, Koordinator Forum Komunikasi Residen FK Unsrat Manado.
Advertisement
Jacob bersama ratusan dokter residen lainnya tengah menjalani pendidikan untuk mengambil spesialis di RSUP Kandou Manado. Sambil menjalani pendidikan itu, mereka juga ikut melayani pasien, termasuk menangani pasien Covid-19.
"Kami tidak menerima bayaran, karena sejak awal kami menyadari ini bagian dari pendidikan spesialis. Lebih dari itu, juga sebagai pelayanan bagi untuk masyarakat," papar Jacob yang mengambil spesialis bedah ini.
Saat kasus pertama Covid-19 diumumkan di Sulut pada Maret 2020 silam, Jacob dan kawan-kawannya kemudian menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien. Berjibaku menangani pasien Covid-19 menjadi pekerjaan mereka di RSUP Kandou Manado, selain menyelesaikan tuntutan kuliah dari kampus Unsrat Manado.
"Ada 7 rekan kami residen yang akhirnya terpapar Covid-19," ungkapnya.
Saat menjalani pendidikan dokter spesialis dan melayani pasien di RSUP Kandou Manado ini, Jacob dan rekan-rekannya dihadapkan dengan kebijakan Unsrat Manado. Batas waktu pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah 26 Juli 2020 mendatang.
"Kalau tidak membayar hingga batas waktu yang ditentukan, maka kami semua akan dikenakan cuti akademik," paparnya.
Jika kebijakan ini tetap dijalankan pihak Unsrat, maka ada sekitar 477 calon dokter spesialis yang terpaksa menjalani cuti akademik. Ini berpengaruh pada proses penyelesaian studi mereka, serta pelayanan pasien Covid-19 di RSUP Manado.
"Bagaimana jika ratusan residen ini terpaksa harus cuti, sementara selama ini kami ikut menangani pasien Covid-19," tandas Jacob.
Terkait kondisi ini ratusan dokter residen itu meminta pihak Unsrat Manado untuk mengambil kebijakan berupa pengurangan baiaya UKT yang memang dinilai mahal. Untuk setiap semesternya mereka membayar Rp24 juta.
"Situasi sulit akibat pandemi, kami kesulitan membayar UKT. Kami minta kebijakan Rektor Unsrat untuk memberikan keringanan," ujar Jacob.