Baghdad - Iran kembali mengeksekusi mati terduga mata-mata. Seorang bekas penerjemah bahasa asing didakwa kasus spionase untuk Israel dan Amerika Serikat.
Dia antara lain dituduh ikut membantu membocorkan lokasi Jendral Qasem Soleimani yang dibunuh AS dalam sebuah serangan drone di Baghdad, Irak.
Advertisement
Mengutip DW Indonesia, Selasa (21/7/2020), eksekusi mati terhadap Mahmoud Mousavi Majd "dilakukan pada Senin 20 Juli pagi," seperti klaim kantor berita Iran, Mizan Online. Kematiannya sekaligus "menutup kasus pengkhianatannya kepada negara," lapor kanal berita pelat merah tersebut.
Majd diputus bersalah menerima uang dalam jumlah besar dari dinas rahasia AS dan Israel, tutur juru bicara pengadilan, Gholamhossein Esmaili. Dia ditangkap dua tahun silam dan tidak terlibat langsung dalam pembunuhan Soleimani, menurut dokumen pengadilan.
Majd bermigrasi bersama keluarganya ke Suriah pada 1970-an, dan bekerja sebagai penerjemah bahasa Inggris, tulis Mizan. Ketika perang berkecamuk, dia bertahan sementara keluarganya mengungsi.
"Pengetahuannya mengenai bahasa Arab dan kondisi geografi Suriah membuatnya menjadi dekat dengan penasihat militer Iran. Dia bertanggung jawab untuk satuan-satuan yang tersebar dari Idlib hingga Latakia," lapor Mizan lagi. Meski bukan anggota Garda Revolusi, Majd "mampu menyusup ke area-area sensitif di balik kedok penerjemah."
Dia menerima bayaran "dalam bentuk mata uang Dolar AS untuk membocorkan informasi seputar konvoi delegasi penasehat, perlengkapan militer, sistem komunikasi, identitas komandan dan pergerakan mereka, serta mengungkap area, kode dan kata sandi yang penting."
Perang Spionase Iran dan AS
Dalam sebuah pemberitaan, stasiun televisi Iran menyiarkan potongan video yang diklaim menampilkan salah seorang penghubung CIA untuk Majd, dan bahwa otoritas keamanan segera membunyikan alarm bahaya usai menyadap percakapan keduanya.
Laporan tersebut antara lain memuat video pengakuan bersalah Majd, di mana dia mengaku menerima pesan rahasia dan menyerahkan sejumlah dokumen kepada penghubung CIA, yang memuat "foto dan dokumen identifikasi aparat keamanan dan para komandannya."
Menurut laporan media pemerintah, Majd berniat bekerja sama dengan dinas rahasia Arab Saudi sebelum ditangkap aparat. Dia dicokok pada Oktober 2018, tulis Mizan.
Saksikan juga Video Ini:
Eksekusi Mati Mata-Mata Sebelumnya
Pekan lalu Iran juga mengumumkan telah mengeksekusi mati seorang terpidana mata-mata yang dituduh menjual informasi rahasia seputar program peluru kendali Iran kepada CIA. Pria bernama Reza Asgari itu bekerja untuk divisi penerbangan di Kementerian Pertahanan, namun memutuskan pensiun dini empat tahun lalu.
Desember 2019 silam Teheran mengaku telah menangkap delapan orang "yang terkait dengan CIA" dan terlibat menggalang aksi protes menentang kenaikan harga bahan bakar yang berlangsung selama berbulan-bulan. Pertengahan tahun lalu pemerintah juga mengumumkan berhasil membongkar lingkaran spionase CIA, dengan menangkap 17 orang antara Maret 2018-2019.
Presiden AS Donald Trump mengatakan klaim tersebut "salah total".
Advertisement