Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi menyebut sebagian besar penderita Tuberkulosis (TBC) berasal dari kelompok usia produktif yang berusia 15 hingga 55 tahun. Sehingga, penyebaran penyakit menular tersebut harus diwaspadai.
"Sekitar 75 persen pasien TBC adalah kelompok produktif artinya di usia produktif 15-55 (tahun). Ini yang juga harus kita waspadai," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (21/7/2020).
Advertisement
Untuk itu, dia ingin pelacakan terhadap penderita TBC mengikuti penelusuran pasien Covid-19. Hal ini mengingat masih cukup banyak penderita TBC yang belum diketahui.
"Ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC dan yang ternotifikasi baru 562 ribu. Sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen, ini hati-hati," katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa jumlah pasien dan angka kematian akibat TBC di Indonesia cukup tinggi. Jokowi mencatat bahwa sebanyak 165 ribu masyarakat meninggal akibat TBC pada 2017.
Kemudian, pada 2018 jumlah orang yang meninggal karena TBC mencapai 98 ribu. Bukan hanya itu, Indonesia juga menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia.
"TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit menular yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia lebih besar dibanding HIV AIDS tiap tahunnya," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Stok Obat Harus Tersedia
Selain pelacakan, Jokowi meminta agar layanan diagnostik maupun pengobatan TBC harus tetap berlangsung. Jokowi juga mengingatkan stok obat-obatan harus selalu tersedia sehingga penderita TBC dapat diobati hingga sembuh.
"Kalau perlu butuh Perpres atau Permen, segera terbitkan. Prinsip kita sejak awal segera temukan, obati itu yang dilakukan seperti yang kita kerjakan pada Covid ini," ucapnya.
Kemudian, dia menekankan pentingnya upaya pencegahan, preventif, dan promotif lintas sektor untuk mengatasi TBC. Termasuk, dari sisi infrasatruktur sebab kepadatan lingkungan berpengaruh terhadap penularan antar individu.
"Terutama untuk tempat tinggal, rumah lembab tanpa cahaya matahari, kurang ventilasi terutama tempat-tempat yang padat," tutur Jokowi.
Advertisement